JAKARTA - Otoritas Rusia mengumumkan telah selesai melakukan uji coba peluncuran sistem rudal permukaan ke udara S-500, mulai dipasok untuk angkatan bersenjata Rusia dan berpotensi dijual ke negara sahabat.
Mengutip Kantor Berita RIA Novosti Kamis 16 September, Wakil Perdana Menteri Yuri Borisov menyebut masih ada modifikasi terkait dengan pesanan spesifikasi sistem rudal S-500 yang sudah menjalani pengujian sejak tahun lalu.
"Dan itu masih belum dalam kisaran penuh yang harus dibuat oleh Almaz-Antey atas permintaan pelanggan. Ini adalah konfigurasi kompleks dari komposisi yang disepakati," ujarnya, tanpa merinci modifikasi yang tengah dilakukan.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Alexei Krivoruchko mengatakan bahwa militer berencana untuk menerima sistem pertahanan udara pertama pada tahun 2021, dan pengiriman serial akan dimulai pada tahun 2025.
Rencananya, sistem rudal S-500 yang telah selesai menjalani uji coba dan siklus penuh pemeriksaan, akan ditugaskan sebagai sistem pertahanan rudal anti-serangan udara di wilayah Moskow.
Pada Bulan Juli, departemen mengumumkan bahwa setelah selesainya uji coba S-500. siklus penuh pemeriksaan, sistem akan ditransfer ke asosiasi pertahanan rudal pertahanan udara wilayah Moskow.
S-500 Prometheus (ROC Triumfator-M) merupakan generasi abri sistem pertahaan udara darat ke udara. Rudal ini mampu mencegah pada jarak jauh dan ketinggia, sehingga bisa mengenai target seperti pesawat, helikopter, rudal jelajah hingga rudal balistik.
Dengan kemampuan menjangkau sasaran sejauh 600 kilometer, rudal ini juga dapat mendeteksi dan secara bersamaan menghancurkan hingga sepuluh target supersonik balistik dengan kecepatan hingga tujuh kilometer per detik. Rudal ini juga dapat menembak jatuh hulu ledak rudal hipersonik.
Dalam hal karakteristiknya, S-500 akan secara signifikan mengungguli S-400 dan pesaing Amerika Patriot Advanced Capability-3.
BACA JUGA:
Mengenai ekspor keluar negeri, Yuri Borisov mengatakan, India mungkin menjadi pembeli pertama sistem rudal S-500. Setelah pengiriman untuk tentara, izin dari Presiden Rusia akan diperlukan untuk penyediaan sistem di luar negeri, tergantung pada ketersediaan aplikasi yang sesuai.
"Berpotensi, ya. Tapi, belum ada kesepakatan dalam rencana praktis. Dan ini adalah praktik umum, sampai kami memenuhi kebutuhan Angkatan Bersenjata kami, kami tidak menjual ke luar negeri. Saya pikir, tidak untuk beberapa tahun ke depan," tukas Borisov.
Ditambahkannya, sistem rudal S-500 yang dipasok untuk ekspor akan berbeda dari yang digunakan oleh tentara Rusia.
"Sebagai aturan, karakteristik senjata yang dipasok untuk ekspor tidak boleh melebihi yang dimiliki Rusia," pungkasnya.