Belasan Anjing Penyelamat Ditembak Mati karena Pembatasan COVID-19, Pejabat Australia Gelar Penyelidikan
Ilustrasi anjing. (Wikimedia Commons/總統府)

Bagikan:

JAKARTA - Lima belas anjing penyelamat, termasuk 10 anak anjing, telah ditembak mati oleh dewan pedesaan Australia di bawah interpretasi pembatasan virus corona.

Dewan Bourke Shire di New South Wales memutuskan untuk mengambil langkah ini, guna mencegah sukarelawan di tempat penampungan hewan dari potensi menyebarkan virus corona, di mana New South Wales tengah berjuang untuk melawan varian Delta.

"Dewan memutuskan untuk mengambil tindakan ini untuk melindungi karyawan dan komunitasnya, termasuk populasi Aborigin yang rentan, dari risiko penularan COVID-19," sebut Kantor Pemerintah Daerah, pengawas pemerintah, seperti mengutip Sky News dari The Sydney Morning Herald 23 Agustus.

Juru bicara itu mengatakan, para pejabat sedang menyelidiki apakah ada undang-undang kekejaman terhadap hewan yang dilanggar. Lima anjing telah ditempatkan di kandang sejak awal Agustus dan salah satu anjing kemudian memiliki 10 anak.

Dewan mengatakan, staf menjadi prihatin dengan kesejahteraan hewan karena kepadatan di kandang, dengan dua anjing menyerang salah satu dari yang lain. Seorang sumber mengatakan, para sukarelawan penampungan merasa tertekan dan sudah memiliki langkah-langkah aman COVID untuk menangani anjing-anjing itu.

Dewan Bourke Shire mengatakan kepada ABC News, anjing-anjing itu di-eutanasia karena organisasi penyelamat berasal dari wilayah pemerintah daerah lain. Mereka khawatir tentang orang-orang dari komunitas lain yang memasuki Bourke.

Sementara, saat bersamaan semua wilayah di Negara Bagian New South Wales memberlakukan perintah 'tinggal di rumah' sesuai pembatasan COVID-19.

Dewan mengatakan telah menghubungi kelompok evakuasi anjing yang biasa, yang berbasis di daerah yang sama, tetapi mereka tidak dapat datang ke Bourke.

Tempat penampungan yang seharusnya menerima anjing-anjing itu menolak berkomentar. Ada pun manajer kampanye regional Pembebasan Hewan Lisa Ryan telah menyerukan penyelidikan segera.

"Kami sangat tertekan dan benar-benar terkejut dengan penembakan anjing yang tidak berperasaan ini. Kami sepenuhnya menolak pembenaran dewan yang tidak dapat diterima bahwa pembunuhan ini tampaknya dilakukan sebagai bagian dari rencana aman COVID-19," tukas Ryan.

Untuk diketahui, Australia baru-baru ini mengalami lonjakan kasus COVID-19, memaksa kota terbesar di negara itu, Sydney, untuk memperpanjang pengunciannya hingga September dan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat, seperti jam malam dan mandat masker di luar ruangan.

Staf diizinkan untuk bekerja di tempat penampungan hewan bahkan ketika tindakan penguncian diberlakukan, menurut juru bicara Kantor Pemerintah Daerah.

"Dewan juga didorong untuk terus bekerja dengan organisasi re-homing dan sukarelawan untuk merawat hewan, di mana hal itu dapat dilakukan sesuai dengan saran Kesehatan New South Wales," pungkasnya.