Bagikan:

JAKARTA - Australia mencatat salah satu hari kematian tertinggi akibat virus corona, sementara jumlah pasien rawat inap di rumah sakit mendekati rekor saat otoritas setempat tengah berjuang melawan penyebaran subvarian Omicron.

Subvarian BA.4 dan BA.5 yang memiliki kemampuan menghindari perlindungan kekebalan dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya, telah mendorong lonjakan infeksi baru COVID-19 secara global.

Australia melaporkan jumlah kematian harian tertinggi sejak gelombang Omicron pertama awal tahun, dengan 89 kematian akibat virus corona pada Hari Kamis. Sementara kemarin, Negeri Kanguru melaporkan 90 kematian. Sedangkan untuk kasus infeksi baru, tercatat 55.600 pada Hari Kamis, tertinggi sejak 18 Mei.

Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan, para pemimpin negara bagian dan pejabat kesehatan federal tidak merekomendasikan membuat masker wajib di tempat-tempat dalam ruangan, meskipun ada seruan oleh beberapa dokter untuk melakukannya.

Australia menghindari tingginya angka kematian yang terlihat di negara-negara lain selama gelombang pertama pandemi, sebagian besar berkat tingkat kepatuhan publik yang tinggi terhadap pembatasan jarak sosial yang ketat.

Tetapi, ada sedikit keinginan publik untuk kembali ke langkah-langkah seperti itu untuk mengalahkan lonjakan infeksi terbaru, sementara pendukung Alba menolak tekanan dari beberapa pakar kesehatan untuk melakukan wajib masker.

"Tidak ada gunanya memiliki mandat kecuali jika dipaksakan," kata PM Albanese kepada Radio ABC, melansir Reuters 21 Juli.

Dia mengatakan, pejabat kesehatan juga harus mempertimbangkan efek dari pembatasan ketat pada kesehatan mental.

Diketahui, gelombang Omicron terbaru mendorong jumlah orang dengan COVID-19 di rumah sakit Australia mendekati puncaknya pada Januari. Sekitar 5.350 pasien dirawat di rumah sakit, dan beberapa negara bagian sedang berjuang melawan rekor penerimaan.

Pihak berwenang telah mendesak pengusaha untuk membiarkan staf bekerja dari rumah dan merekomendasikan orang-orang mendapatkan suntikan booster segera, dengan hanya sekitar 71 persen dari populasi yang memenuhi syarat yang telah menerima booster mereka. Adapun Sekitar 95 persen orang di atas 16 telah memiliki dua dosis.

Total sejak pandemi COVID-19 melanda Australia, negara itu telah melaporkan sekitar 9 juta kasus infeksi COVID-19 dan 10.968 kematian.