Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut tugas militernya di Ukraina kini meluas, tidak lagi hanya di sekitar wilayah Donbas, saat pasukan Moskow gencar menembaki Ukraina timur dan selatan.

Dalam wawancara dengan kantor berita negara RIA Novosti Lavrov juga mengatakan, tujuan Moskow akan berkembang lebih jauh jika Barat terus memasok Kyiv dengan senjata jarak jauh seperti Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) buatan AS.

"Itu berarti tugas geografis akan meluas lebih jauh dari garis saat ini," katanya, melansir Reuters 21 Juli.

Komentar Lavrov adalah pengakuan paling jelas bahwa tujuan perang Rusia telah berkembang selama lima bulan perang.

Amerika Serikat, yang mengatakan pada Hari Selasa melihat tanda-tanda Rusia sedang bersiap untuk secara resmi mencaplok wilayah yang telah direbutnya di Ukraina, berjanji akan menentang pencaplokan.

"Sekali lagi, kami sudah jelas bahwa pencaplokan dengan kekerasan akan menjadi pelanggaran berat terhadap Piagam PBB, dan kami tidak akan membiarkannya begitu saja. Kami tidak akan membiarkannya tanpa hukuman," tegas juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

Terpisah, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Rusia menolak diplomasi dan menginginkan "darah, bukan pembicaraan".

Sementara di Washington, Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengatakan wilayah Donbas belum hilang dari Rusia. Diketahui, pasukan Ukraina menarik diri dari Lugansk awal bulan ini.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada pertemuan sekutu bahwa Amerika Serikat akan mengirim empat HIMARS lagi ke Ukraina, dengan jumlah senjatar canggih itu nantinya akan mencapai 16 unit di Ukraina.

Diketahui, Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada tahun 2014 dan mendukung entitas yang memisahkan diri berbahasa Rusia, Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR), di provinsi-provinsi tersebut, bersama-sama dikenal sebagai Donbas.