JAKARTA - Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov menyebut negaranya membutuhkan lebih banyak sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) atau M-142 HIMARS dari Amerika Serikat, yang dinilai efektif menghadapi Rusia bahkan dianggap bisa mengubah 'permainan'.
Melambatnya ofensif Rusia di wilayah timur, perhatian sekarang diarahkan ke Kherson di selatan, di mana pasukan Ukraina sedang mempersiapkan 'medan' untuk serangan balasan besar-besaran.
"Kremlin tidak menguasai selatan Ukraina, kami pasti akan membebaskannya," kata Reznikov, seperti dikutip dari Newsweek 20 Juli.
"Tapi kita perlu mengumpulkan lebih banyak persenjataan," sambungnya.
Sejauh ini, Ukraina sudah menerima delapan unit HIMARS dan sangat membantu, menurut Reznikov. AS telah berkomitmen untuk mengirim empat lagi, dengan juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan Selasa, Kyiv akan menerima sejumlah sistem tambahan yang tidak ditentukan.
"Kami menggunakan sistem HIMARS dengan tepat, seperti pisau bedah ahli bedah. Kami tidak akan menggunakan strategi 'penggiling daging' Rusia," tandas Reznikov.
Dikatakannya, Ukraina membutuhkan minimal 15 HIMARS untuk menstabilkan garis depan saat ini. Sementara untuk menjadi "pengubah permainan di medan perang" dan mendukung serangan balasan yang berhasil, dibutuhkan 100 unit HIMARS.
Hari Rabu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan menambahkan empat unit HIMARS dalam paket bantuan terbaru yang akan diumumkan pekan ini. Nantinya, Ukraina akan memiliki 16 HIMARS dengan awak yang juga dilatih langsung oleh Washinton.
Ukraina sejauh ini hanya dipasok dengan amunisi HIMARS dengan jangkauan 50 mil. AS telah menahan roket yang lebih canggih dengan jangkauan antara 90 dan 180 mil, karena khawatir akan eskalasi berikutnya oleh Rusia.
"Sistem jarak jauh akan memungkinkan kami untuk sepenuhnya menghancurkan logistik mereka, dan dengan cepat memotong dukungan tentara Rusia," terang Reznikov.
Dia menambahkan bahwa setelah serangan dramatis baru-baru ini terhadap depot Rusia di selatan dan timur, unit pendudukan memindahkan logistik dan pusat komando mereka lebih jauh dari depan.
"Saya tetap optimis. Bagi saya, kata 'tidak mungkin' berarti 'mungkin di masa depan,'" sebutnya mengenai kemungkinan AS akan menyediakan beragam jenis amunisi, termasuk jarak jauh.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan, negaranya kemungkinan akan mendapatkan rudal jarak jauh untuk HIMARS.
"Mengenai HIMARS, ada pemahaman bahwa kita sudah mulai menerima amunisi yang dapat diluncurkan lebih jauh dari yang mereka bisa di awal. Dan mari berharap apa yang kita butuhkan, dari kisaran itu, akan segera muncul di wilayah kita. negara," kata Danilov, seperti mengutip Sputnik News dari Strana.
Itu disampaikan Danilov menjawab apakah mungkin untuk mengharapkan pengiriman amunisi dengan jangkauan hingga 300 kilometer atau 186 mil untuk Ukraina.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak memasok rudal jarak jauh ke Ukraina, atau pihaknya akan melakukan serangan terhadap target baru.
Itu terkait dengan keputusan Presiden AS Joe Biden untuk mengirimkan HIMARS untuk Ukraina, setelah sebelumnya mendapatkan jaminan dari Kyiv, senjata tersebut tidak aka dipakai untuk menargetkan Rusia.
Jika rudal jarak jauh dipasok, "kami akan menyerang target yang belum kami pukul," kata Putin kepada saluran televisi pemerintah Rossiya-1 dalam sebuah wawancara, melansir Reuters.