Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menginstruksikan Angkatan Bersenjata negara itu yang berbasis di Ukraina timur, untuk memprioritaskan serangan terhadap senjata jarak jauh Ukraina, menurut sebuah pernyataan yang diedarkan oleh kantor berita Senin.

Menhan Shoigu mengeluarkan instruksi kepada Batalyon Vostok (Timur), sebagai bagian dari kunjungan keduanya yang diumumkan secara terbuka ke garis depan, sejak Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari.

"Jenderal Angkatan Darat Sergei Shoigu, menginstruksikan komandan untuk memprioritaskan rudal jarak jauh dan senjata artileri musuh,” kata pernyataan Kementerian Pertahanan, melansir The Moscow Times 18 Juli.

Menhan Shoigu menginstruksikan unit-unit di semua lini operasional untuk menghilangkan kemungkinan militer Kyiv, melakukan serangan rudal dan artileri besar-besaran” di wilayah yang dikuasai Rusia.

Pernyataan itu mengklaim, Ukraina menggunakan senjata jarak jauh untuk menargetkan daerah pemukiman di republik separatis pro-Rusia timur Ukraina, 'sengaja' membakar ladang gandum dan fasilitas penyimpanan biji-bijian.

HIMARS
Ilustrasi HIMARS. (Wikimedia Commons/Sgt Anthony Ortiz)

Sistem senjata yang dipasok Barat, khususnya HIMARS buatan AS, telah memungkinkan Ukraina untuk menargetkan posisi militer Rusia jauh di luar garis depan, yang semakin menarik perhatian Moskow.

Pernyataan Shoigu mengulang pernyataan Hari Sabtu oleh kementerian, yang tampaknya merupakan tanggapan langsung terhadap klaim Ukraina tentang serentetan serangan yang berhasil di 30 pusat logistik dan amunisi Rusia.

Sementara melansir Reuters, Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Herashchenko menuduh pasukan Rusia di media sosial menyerang pusat Donetsk tetapi menyalahkan Ukraina.

Menanggapi pernyataan pejabat Ukraina yang mengatakan HIMARS memungkinkan mereka untuk mencapai target di Krimea yang dicaplok, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan 'hari penghakiman' sebagai tanggapan, petunjuk yang jelas tentang senjata nuklir Rusia.

Diketahui, Amerika Serikat dan sekutunya telah memasok persenjataan senilai miliaran dolar ke Ukraina sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, termasuk senjata jarak jauh yang menurut Kyiv mulai membantu di medan perang.

Ukraina mengatakan telah melakukan serangkaian serangan yang berhasil di 30 pusat logistik dan amunisi Rusia, menggunakan beberapa sistem peluncuran roket yang baru-baru ini dipasok oleh Barat.