Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin de facto Suriah, Abu Mohammed al-Golani, atau Ahmed al-Sharaa mencapai kesepakatan dengan para kepala faksi kelompok pemberontak untuk membubarkan semua kelompok militan yang menggulingkan rezim Bashar al-Assad.

Mengutip Reuters, Selasa 24 Desember, Sharaa hendak mengonsolidasikan mereka di bawah Kementerian Pertahanan (Kemhan) Suriah.

Sebelumnya, Perdana Menteri Suriah, Mohammed al-Bashir mengatakan kementerian pemerintahan baru akan direstrukturisasi.

Mantan anggota faksi pemberontak dan perwira yang membelot dari pasukan Assad akan di berdayakan di kementerian.

Kepemimpinan Sharaa akan menghadapi tugas berat untuk mencegah bentrokan dari berbagai kelompok militan yang meruntuhkan Assad..

Penguasa baru Suriah saat ini telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkemuka dalam pemberontakan yang menggulingkan Assad, sebagai Menteri Pertahanan dalam pemerintahan sementara.

Dalam menjalankan pemerintahan, Sharaa memastikan kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang dipimpinnya tidak akan membalas dendam terhadap rezim sebelumnya atau menindas minoritas agama mana pun di Suriah.

Minoritas etnis dan agama di Suriah termasuk Muslim Kurdi dan Syiah, Kristen Ortodoks, Yunani dan Armenia, serta komunitas Druze, selama perang saudara diketahui takut jika kelompok Sunni memimpin pemerintahan Suriah.

Adapun pemberontak Suriah menguasai kota demi kota di Suriah hingga menguasai Damaskus pada 8 Desember.

Assad yang selama 13 tahun memimpin Suriah lantas melarikan diri ke Rusia yang sekaligus menandakan runtuhnya kekuasaannya.