Kritik PBB Gagal Bersikap Netral di Vinnitsa Ukraina, Rusia: Mereka Tidak untuk Memihak Siapa Pun!
Maria Zakharova. (Twitter/@mfa_russia)

Bagikan:

JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa gagal mengambil sikap netral terkait dengan perkembangan situasi di Kota Vinnitsa, Ukraina, kritik Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Ketika diminta untuk mengomentari pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tentang perkembangan di Vinnitsa, Zakharova mengatakan, "berlawanan dengan persyaratan Piagam PBB, Sekretariat gagal mengambil sikap yang sama, yang diharapkan dari sekretariat sebagian besar organisasi internasional terkemuka, yang dirancang khusus untuk membantu menyelesaikan perselisihan."

"Saya ingin mengingatkan rekan-rekan saya yang terhormat di Sekretariat PBB, tujuan mereka bukan untuk memihak siapa pun dalam situasi kontroversial. Tetapi, untuk memfasilitasi upaya menjaga perdamaian dan stabilitas. Inilah yang dibayar dan apa yang diamanatkan untuk mereka lakukan," Zakharova menunjukkan, dikutip dari TASS 16 Juli.

Lebih lanjut dia juga menekankan, PBB harus tahu dari laporan Kementerian Pertahanan Rusia, serangan terhadap Vinnitsa, yang melibatkan rudal presisi tinggi Kalibr, menargetkan klub perwira garnisun tempat konsultasi antara komando angkatan udara Ukraina dan perwakilan asing (pemasok senjata) berlangsung.

"Kami merekomendasikan agar Guterres bertanya kepada Ukraina mengapa rezim Kiev terus membangun fasilitas militer di dekat fasilitas sipil," kata diplomat Rusia itu.

Selain itu, menurut Zakharova, baik Guterres maupun pejabat lain dari Sekretariat PBB tidak mengutuk “serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil” ketika menyangkut penembakan Kursk, Belgorod atau Novaya Kakhovka di wilayah Rusia.

Ini bukan kali pertama Rusia menuding PBB tidak netral. April lalu, dplomat Rusia untuk perwakilan tetap untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Dmitry Polyansky menyebut, badan dunia tersebut tidak netral terkait situasi yang terjadi di Ukraina, mengonfirmasi dugaan spionase oleh staf misi OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama dan negara-negara Eropa).

"Mereka memiliki simpati tertentu," ujar Wakil Duta Besar Tetap Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky kepada saluran televisi Solovyov Live.