Bagikan:

JAKARTA - Intelijen Inggris menyebut Rusia telah berjuang untuk mempertahankan kekuatan tempur ofensif yang efektif sejak dimulainya invasi ke Ukraina, membuat kondisi mereka saat ini kemungkinan rentan.

"Selain menghadapi kekurangan awak yang parah, para perencana Rusia menghadapi dilema antara mengerahkan cadangan ke Donbass atau bertahan melawan serangan balik Ukraina di sektor Kherson barat daya,” kata Kementerian Pertahanan dalam pembaruan intelijen Selasa, melansir Daily Sabah 19 Juli.

Lebih jauh pihak kementerian menjelaskan, sementara Rusia mungkin masih membuat keuntungan teritorial lebih lanjut, tempo operasional dan tingkat kemajuannya kemungkinan akan sangat lambat.

Diketahui, setelah gagal merebut ibu kota Kyiv di awal invasi, pasukan Rusia menggunakan kampanye pengeboman yang menghancurkan dan sekarang menguasai petak besar selatan dan timur Ukraina, di mana separatis pro-Rusia sudah menguasai wilayah.

Rusia memerintahkan unit militer untuk mengintensifkan operasi untuk mencegah serangan Ukraina di daerah-daerah yang dikuasai oleh Rusia, menurut Ukraina, yang pada akhir pekan melaporkan penembakan di sepanjang garis depan dalam apa yang dikatakannya sebagai persiapan untuk serangan baru.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menginstruksikan Angkatan Bersenjata negara itu yang berbasis di Ukraina timur, untuk memprioritaskan serangan terhadap senjata jarak jauh Ukraina, menurut sebuah pernyataan yang diedarkan oleh kantor berita Senin.

Menhan Shoigu mengeluarkan instruksi kepada Batalyon Vostok (Timur), sebagai bagian dari kunjungan keduanya yang diumumkan secara terbuka ke garis depan, sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Bulan Februari.

"Jenderal Angkatan Darat Sergei Shoigu, menginstruksikan komandan untuk memprioritaskan rudal jarak jauh dan senjata artileri musuh,” kata pernyataan Kementerian Pertahanan, mengutip The Moscow Times.

Menhan Shoigu menginstruksikan unit-unit di semua lini operasional untuk menghilangkan kemungkinan militer Kyiv, melakukan serangan rudal dan artileri besar-besaran di wilayah yang dikuasai Rusia.