Rusia Hantam Depot Senjata Militer Kyiv Kiriman dari Polandia, Ukraina Ledakkan Jalur Kereta Kherson-Krimea yang Strategis untuk Moskow
Kendaraan militer Rusia hancur di Kherson. (Wikimedia Commons/armyinform.com.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Ukraina memberikan pukulan signifikan bagi Rusia dengan meledakkan jalur kereta api yang strategis untuk transportasi dan logistik, kata intelijen militer Inggris, Rabu.

Badan itu menyebut, jalur kereta api yang menghubungkan Kherson yang diduduki Rusia di Ukraina selatan dengan Krimea sangat tidak mungkin berfungsi setelah serangan Ukraina terhadap kereta amunisi Rusia.

Pasukan Rusia kemungkinan akan memperbaiki jalur kereta api dalam beberapa hari, meskipun itu akan tetap menjadi kerentanan bagi pasukan Rusia dan rute pasokan logistik mereka dari Krimea ke Kherson, menurut pembaruan intelijen di Twitter, melansir The National News 3 Agustus.

Dikatakan Rusia telah mempublikasikan penyeberangan feri yang baru-baru ini didirikan, untuk menggantikan Jembatan Antonovsky yang rusak di atas sungai Dnipro di Kherson sebagai untuk penggunaan sipil. Namun, militer Rusia hampir pasti akan menggunakannya untuk pergerakan pasukan dan pasokan logistik.

Kemungkinan akan ada peningkatan warga sipil yang mencoba melarikan diri dari Kherson dan daerah sekitarnya, karena permusuhan berlanjut dan kekurangan makanan memburuk, menurut pembaruan tersebut.

Sementara itu, Rusia pada Rabu mengatakan telah menghancurkan depot senjata asing di dekat kota Lviv, dalam serangan yang jarang terjadi di Ukraina barat.

"Rudal jarak jauh presisi tinggi yang diluncurkan dari udara di dekat kota Radekhiv di wilayah Lviv menghancurkan sebuah pangkalan penyimpanan dengan senjata dan amunisi buatan asing yang dikirim ke rezim Kyiv dari Polandia," kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan itu tidak merinci jenis senjata apa yang dihancurkan dalam serangan di Radekhiv, sekitar 60 kilometer (37 mil) timur laut dari ibukota regional Lviv.

Lebih jauh, pihak kementerian mengatakan pihaknya juga menghancurkan empat gudang yang berisi roket, senjata artileri dan amunisi di wilayah selatan Mykolaiv dan wilayah timur Donetsk.

Setelah mengabaikan upaya untuk merebut ibu kota Ukraina, Kyiv, pasukan Rusia malah berfokus untuk merebut wilayah timur Donbas, dengan belakangan juga berusaha menduduki wilayah selatan.

Dalam beberapa pekan terakhir tentara Ukraina, didukung oleh pengiriman artileri jarak jauh yang dipasok Barat, telah berusaha untuk melakukan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah selatan Kherson.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Selasa bahwa meskipun pasokan senjata dari Barat, pasukan negaranya belum dapat mengatasi keunggulan Rusia dalam senjata berat dan tenaga kerja.

"Ini sangat terasa dalam pertempuran, terutama di Donbas. Itu hanya neraka di sana. Kata-kata tidak bisa menggambarkannya," sebut Presiden Zelensky.

Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, memicu konflik yang telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal, dan memicu kekhawatiran akan krisis pangan global terkait pemblokiran ekspor biji-bijian.