Komandan Baru Pasukan Rusia Akui Ketegangan di Medan Perang dan Sulitnya Situasi di Ukraina Selatan
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Kepala Staf Militer Rusia Jenderal Valery Gerasimov, Presiden Vladimir Putin dan Jenderal Sergei Surovikin. (Wikimedia Commons/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Bagikan:

JAKARTA - Komandan baru pasukan Rusia untuk memimpin operasi militer khusus di Ukraina membuat pengakuan langka, mengatakan tegangnya situasi di medan perang dan kesulitan di wilayah selatan, Kherson, terkait tekanan pasukan Kyiv untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Moskow.

Dan sebagai tanda lain dari keprihatinan Rusia tentang situasi di lapangan delapan bulan setelah invasi, kepala wilayah strategis Kherson selatan yang dilantik Kremlin pada hari Selasa mengumumkan "pemindahan bertahap yang terorganisir" dari warga sipil dari empat kota di Sungai Dnipro.

Pasukan Rusia di wilayah selatan Kherson telah mundur sejauh 20-30 km (13-20 mil) dalam beberapa minggu terakhir, berisiko terjepit di tepi barat Sungai Dnipro sepanjang 2.200 kilometer (1.367 mil) yang membelah Ukraina.

"Situasi di daerah 'Operasi Militer Khusus' dapat digambarkan sebagai tegang," Sergei Surovikin, seorang jenderal angkatan udara Rusia yang ditunjuk bulan ini untuk mengambil alih, mengatakan kepada saluran berita televisi milik negara Rossiya 24, melansir Reuters 19 Oktober.

Tentang Kherson, Jenderal Surovikin mengatakan: "Situasi di daerah ini sulit. Musuh dengan sengaja menyerang infrastruktur dan bangunan tempat tinggal di Kherson."

Posisi pasukan Rusia di Kupiansk dan Lyman di Ukraina timur, serta daerah antara Mykolaiv dan Kryvyi Rih di Provinsi Kherson disebut oleh Jenderal Surovikin sebagai tempat yang terus diserang.

sergei surovikin
Jenderal Sergei Surovikin bersama Presiden Vladimir Putin. (Wikimedia Commons/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Dia tampaknya mengakui bahaya pasukan Ukraina maju menuju Kota Kherson, yang terletak di dekat mulut Dnipro di tepi barat, dan sulit bagi Rusia untuk memasok dari timur karena jembatan utama di seberang Dnipro telah rusak parah akibat pemboman Ukraina.

Selain itu, Jenderal Surovikin juga berbicara tentang persiapan evakuasi warga sipil dari Kherson yang diduduki Rusia. Menurutnya, "tentara Rusia menjamin evakuasi penduduk yang aman dari Kherson," seperti mengutip Ukrinform.

Rusia merebut kota itu sebagian besar tanpa perlawanan pada hari-hari awal invasi, dan itu tetap menjadi satu-satunya kota besar Ukraina yang direbut pasukan Moskow secara utuh.

Kherson sendiri adalah salah satu dari empat provinsi Ukraina yang diduduki sebagian yang diklaim Rusia telah dicaplok, dan bisa dibilang yang paling penting secara strategis. Ini mengontrol satu-satunya rute darat ke semenanjung Krimea yang direbut Rusia pada tahun 2014 dan mulut Dnipro.

Setelah menggelar referendum pada Bulan September yang dikatakan Ukraina sebagai penipuan dan pemaksaan, Putin mendeklarasikan pencaplokan provinsi perbatasan timur Donetsk dan Luhansk, kawasan industri penting yang dikenal sebagai Donbas, serta Kherson dan Zaporizhzhia di selatan.

Diketahui, Jenderal Surovikin dijuluki 'Jenderal Armageddon' di media Rusia setelah bertugas di Suriah dan Chechnya, di mana pasukannya menggempur kota-kota menjadi puing-puing dalam kebijakan bumi hangus yang brutal, namun efektif terhadap musuh-musuhnya.

Pengangkatannya segera diikuti oleh gelombang serangan rudal terhadap Ukraina pada 10 Oktober, menjadi yang terbesar sejak dimulainya perang.

Baik Ukraina dan Rusia membantah menargetkan warga sipil, meskipun Kyiv menuduh pasukan Moskow melakukan kejahatan perang.