JAKARTA - Ukraina menyebut Rusia telah menghancurkan hampir sepertiga pembangkit listrik negara itu selama seminggu terakhir, saat Moskow meningkatkan serangan pra-musim dingin untuk menyerang infrastruktur, langkah yang dinilai Barat sebagai upaya untuk mengganggu dan menurunkan moral.
Rudal menghantam fasilitas pembangkit listrik di sebuah kota Ukraina, rumah bagi jutaan orang dan menyebabkan beberapa orang tewas. Moskow mengakui menargetkan pembangkit energi, sementara Ukraina mengatakan infrastruktur air juga terkena dampak.
"Situasinya kritis sekarang di seluruh negeri. Seluruh negara perlu bersiap untuk pemadaman listrik, air dan pemanas," terang Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor presiden Ukraina, mengatakan kepada televisi Ukraina, melansir Reuters 18 Oktober.
Setidaknya satu orang tewas ketika rudal Rusia menghancurkan apartemen di pelabuhan sungai selatan Mykolaiv menjadi puing-puing.
"Mereka (Rusia) mungkin mendapatkan kesenangan dari ini," kata Oleksandr, pemilik toko bunga lokal yang rusak dalam serangan itu.
"Mereka mendapat kesenangan dari kami karena merasa tidak enak. Saya pikir mereka ingin kami mengebom dan menembaki gedung-gedung kota (mereka). Tapi kami tidak akan melakukan itu untuk menjadi berbeda dari mereka," tandasnya.
Dua orang lainnya dilaporkan tewas dalam serangan di Kyiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Rusia terus mencoba meneror dan membunuh warga sipil.
"Sejak 10 Oktober, 30 persen pembangkit listrik Ukraina telah hancur, menyebabkan pemadaman besar-besaran di seluruh negeri," tulisnya di Twitter.
Another kind of Russian terrorist attacks: targeting πΊπ¦ energy & critical infrastructure. Since Oct 10, 30% of Ukraine’s power stations have been destroyed, causing massive blackouts across the country. No space left for negotiations with Putin's regime. @United24media pic.twitter.com/LN4A2GYgCK
— ΠΠΎΠ»ΠΎΠ΄ΠΈΠΌΠΈΡ ΠΠ΅Π»Π΅Π½ΡΡΠΊΠΈΠΉ (@ZelenskyyUa) October 18, 2022
Pemadaman listrik dilaporkan di beberapa bagian Kyiv, banyak bagian wilayah Zhytomyr di barat ibukota dan Dnipro, yang, seperti Mykolaiv, berada di selatan tetapi juga jauh dari garis depan di mana Ukraina menekan pasukan Rusia yang menduduki tenggaranya.
Presiden Zelensky juga mengulangi penolakannya untuk bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dia tuduh amoral.
"Negara teroris tidak akan mengubah apa pun untuk dirinya sendiri dengan tindakan seperti itu," tulisnya di aplikasi perpesanan Telegram.
"Itu hanya akan menegaskan esensinya yang merusak dan membunuh, yang pasti akan dimintai pertanggungjawabannya," sambungnya.
Wali Kota Zhytomyr, sebuah kota berpenduduk 263.000 orang, mengatakan serangan hari Selasa telah mematikan listrik dan pasokan air, sementara dua ledakan mengguncang fasilitas energi di kota Dnipro, sebuah kota berpenduduk hampir 1 juta jiwa, menyebabkan kerusakan serius, menurut Tymoshenko, ajudan presiden Ukraina.
Ada juga laporan tentang fasilitas listrik yang menjadi sasaran di Kharkiv, sebuah kota dengan populasi sebelum perang 1,43 juta orang di dekat perbatasan Rusia, serta di kota asal Zelenskiy, Kryvyi Rih.
"Di Mykolaiv, musuh menghancurkan sebuah bangunan perumahan dengan rudal S-300. Seseorang tewas. Ada juga serangan di pasar bunga, taman kastanye. Saya ingin tahu apa yang dilawan teroris Rusia di fasilitas yang benar-benar damai ini?" heran Zelensky.
BACA JUGA:
Tidak ada kabar langsung tentang berapa banyak orang yang tewas dalam serangan Hari Selasa secara keseluruhan, yang terjadi sehari setelah Rusia mengirim kawanan drone untuk menyerang infrastruktur di Kyiv dan kota-kota lain, menewaskan sedikitnya lima orang.
Terpisah, Moskow membantah sengaja menargetkan warga sipil, meskipun telah menyerang desa-desa dan kota-kota di seluruh Ukraina, selama apa yang disebutnya operasi militer khusus.
Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan kembali, pihaknya melakukan serangan terhadap sasaran militer dan infrastruktur energi di seluruh Ukraina dengan senjata presisi tinggi.