Uni Eropa Manfaatkan Intelijen untuk Kumpulkan Bukti-bukti Penggunaan Drone Iran oleh Rusia di Ukraina
Josep Borrell. (Wikimedia Commons/European Parliament)

Bagikan:

JAKARTA - Diplomat top Uni Eropa Josep Borrell pada Hari Senin mengatakan, pihaknya memiliki informasi intelijen tentang transfer pesawat tak berawak Iran ke Rusia, siap untuk bertindak jika menemukan bukti yang cukup tentang penggunaannya di Ukraina.

"Bukti ada," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengenai transfer drone, melansir The National News 18 Oktober.

"Itu telah disediakan oleh dinas intelijen yang relevan, termasuk dinas intelijen Ukraina," sambung Borrell.

"Ukraina benar-benar yakin bahwa mereka berada di bawah serangan semacam ini dan akan terus memberi kami bukti untuk tujuan itu," tandasnya.

Rusia meningkatkan serangan di seluruh Ukraina pada Hari Senin, memutus aliran listrik di ratusan kota dan menewaskan delapan orang, termasuk empat dalam serangan pesawat tak berawak kamikaze di ibu kota Kyiv.

Anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Inggris dan Prancis menilai, itu merupakan pelanggaran kewajiban Teheran berdasarkan kesepakatan nuklir 2015.

Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau mengatakan, ada konsensus di antara negara-negara Uni Eropa, harus ada sanksi terhadap Iran jika penyelidikan mengonfirmasi pesawat tak berawaknya digunakan di Ukraina.

Terkait ini Borrell mengatakan, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian "dengan tegas membantah kepada saya secara pribadi bahwa drone telah dikirim untuk digunakan dalam perang di Ukraina".

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna mengatakan bahwa para menteri membahas kemungkinan sanksi putaran kesembilan terhadap Rusia tetapi ingin memeriksa terlebih dahulu masalah drone Iran. "Itu bisa merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB," tandasnya.

Untuk diketahui, analis mengatakan kepada The National, drone buatan Iran sulit untuk diganggu dengan jammer.

"Beberapa dari sistem ini dapat diprogram sebelumnya, sehingga Anda bisa memprogram, misalnya koordinat GPS target ke dalam drone dan mereka menemukan jalan mereka ke sana," terang Rafael Loss, koordinator proyek data pan-Eropa di Dewan Eropa tentang Hubungan Luar Negeri.

Tetapi drone jenis lain, yang berkomunikasi dengan pusat kendali untuk navigasi dan pemilihan target mereka, dapat terganggu dengan bantuan jammer, tambahnya.