Inggris Tuding Rusia Berencana Berikan Komponen Militer Canggih Sebagai Imbalan Ratusan Drone Kamikaze Iran
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace. (Wikimedia Commons/U.S. Secretary of Defense)

Bagikan:

JAKARTA - Inggris menuduh Rusia berencana memberi Iran komponen militer canggih dengan imbalan ratusan drone, kata Menteri Pertahanan Ben Wallace pada Hari Selasa.

"Iran telah menjadi salah satu pendukung militer utama Rusia," kata Menteri Wallace kepada parlemen, sebagai bagian dari pernyataan tentang konflik Rusia-Ukraina, melansir Reuters 20 Desember.

"Sebagai imbalan karena telah memasok lebih dari 300 drone kamikaze, Rusia sekarang bermaksud untuk memberi Iran komponen militer canggih, yang merusak keamanan Timur Tengah dan internasional, kita harus mengungkap kesepakatan itu. Faktanya, saya baru saja melakukannya," serunya.

Menteri Wallace tidak memberikan perincian tentang jenis komponen militer yang menurutnya ingin diberikan Rusia kepada Iran.

Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia dan Kementerian Luar Negeri Iran tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Diketahui, Inggris, bersama dengan sekutu Barat, telah memberikan bantuan militer ke Ukraina setelah invasi, yang disebut Rusia sebagai 'operasi khusus' untuk mendemiliterisasi tetangganya dan menyingkirkan kaum nasionalis.

Sebelumnya pada Hari Selasa, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Iran, Teheran harus segera menghentikan dukungan militer untuk Rusia.

Diketahui, Iran telah mengakui mengirim drone ke Rusia, tetapi mengatakan itu dikirim sebelum Moskow menginvasi Ukraina pada Februari. Sedangkan Moskow membantah pasukannya menggunakan drone Iran di Ukraina.

Pada Hari Senin, Rusia menyerang Ukraina dengan lusinan drone "kamikaze", menghantam infrastruktur penting di dan sekitar Kyiv dalam serangan udara ketiga Moskow terhadap ibu kota Ukraina dalam waktu kurang dari seminggu.

Drone "Kamikaze" atau "bunuh diri" diproduksi dengan murah, pesawat tak berawak sekali pakai yang terbang menuju targetnya, sebelum jatuh dengan kecepatan tinggi dan meledak saat terjadi benturan.

Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa telah memberikan sanksi kepada tokoh militer Iran dan produsen pertahanan yang diyakini terlibat dalam pasokan drone Iran ke Rusia.