Bagikan:

JAKARTA - Rusia menyerang Kyiv dengan pesawat tak berawak 'kamikaze' pada Senin pagi, menurut seorang pejabat tinggi Ukraina, yang kembali menyerukan sekutu Barat untuk memasok negara itu dengan sistem pertahanan udara yang lebih canggih.

"Rusia berpikir itu akan membantu mereka, tetapi tindakan ini menunjukkan keputusasaan," kata Andriy Yermak, kepala staf Presiden Ukraina, dalam sebuah pernyataan, melansir CNN 17 Oktober.

"Kami membutuhkan lebih banyak pertahanan udara sesegera mungkin. Kami tidak punya waktu untuk menunda. Kami membutuhkan lebih banyak senjata untuk melindungi langit dan menghancurkan musuh," sambungnya.

Dalam pesan Telegram terpisah, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan serangan drone menyebabkan kebakaran di gedung non-perumahan.

"Petugas pemadam kebakaran sedang bekerja. Beberapa bangunan tempat tinggal telah rusak. Petugas medis ada di lokasi," ungkap Klitschko.

Sebelumnya, sekitar tiga ledakan terdengar di ibu kota Ukraina sekitar pukul 06:45 waktu setempat pada Hari Senin sebagai akibat dari serangan Rusia.

drone iran
Ilustrasi drone Shahed 121 (kiri) dan Shahed 129 beserta bom berpemandu Sadid 345 milik Iran. (Wikimedia Commons/Fars Media Corporation/Meysan Mah'abadi

Diketahui, Ukraina telah berulang kali meminta sekutunya untuk memasok lebih banyak sistem pertahanan udara dan amunisi, setelah Rusia meningkatkan penggunaan 'drone kamikaze' dalam serangan brutalnya terhadap negara tersebut.

Kyiv mengatakan Moskow telah menggunakan drone kamikaze yang dipasok Iran dalam serangan terhadap Kyiv, Vinnytsia, Odesa, Zaporizhzhia dan kota-kota lain di seluruh Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, memohon negara-negara Barat untuk meningkatkan bantuan mereka dalam menghadapi tantangan baru.

Sementara, drone telah memainkan peran penting dalam konflik sejak Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada akhir Februari. Tetapi, penggunaannya telah meningkat sejak Moskow memperoleh drone baru dari Iran selama musim panas.

Drone Kamikaze, atau drone bunuh diri, adalah jenis sistem senjata udara. Mereka dikenal sebagai loitering munition, karena mereka mampu menunggu beberapa saat di area yang diidentifikasi sebagai target potensial dan hanya menyerang setelah aset musuh teridentifikasi.

Mereka kecil, portabel dan dapat dengan mudah diluncurkan, tetapi keuntungan utama mereka adalah sulit untuk dideteksi dan dapat ditembakkan dari jarak jauh.

Nama "kamikaze" mengacu pada fakta bahwa drone dapat dibuang. Mereka dirancang untuk menyerang di belakang garis musuh dan dihancurkan dalam serangan itu — tidak seperti drone militer yang lebih tradisional, lebih besar dan lebih cepat, yang kembali ke rumah setelah menjatuhkan rudal.

Militer Ukraina dan intelijen AS mengatakan Rusia menggunakan drone serang buatan Iran. Para pejabat AS mengatakan kepada CNN pada Bulan Juli, Iran telah mulai memamerkan drone seri Shahed ke Rusia di Lapangan Terbang Kashan di selatan Teheran bulan sebelumnya. Drone ini mampu membawa rudal berpemandu presisi dan memiliki muatan sekitar 50 kilogram (110 pon).

Pada bulan Agustus, pejabat AS mengatakan Rusia telah membeli drone ini dan melatih pasukannya bagaimana menggunakannya. Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Rusia telah memesan 2.400 drone Shahed-136 dari Iran.