Serangan Drone Hantam Apartemen di Ukraina, AS Sebut Kejahatan Perang dan akan Minta Pertanggungjawaban Rusia
Serangan drone Rusia di Ukraina 17 Oktober. (Wikimedia Commons/National Police of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat akan meminta pertanggungjawaban Rusia atas 'kejahatan perang', Gedung Putih mengatakan pada Hari Senin, beberapa jam setelah Rusia menyerang kota-kota Ukraina dengan pesawat tak berawak pada jam sibuk pagi hari, menewaskan sedikitnya empat orang di sebuah gedung apartemen di Kyiv.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pidato video Senin malam, mengatakan ada lebih banyak serangan.

"Saat ini, ada serangan drone Rusia baru. Ada (drone) yang ditembak jatuh," ujarnya melansir Reuters 18 Oktober.

Kantor berita Interfax Ukraina mengatakan, pengguna Telegram telah melaporkan ledakan di Kota Fastiv di luar Kyiv, serta di pelabuhan selatan Odesa.

Pasukan Rusia juga menargetkan infrastruktur di seluruh Ukraina dalam gelombang kedua serangan udara dalam seminggu, seperti serangan pertama di pagi hari saat orang-orang pergi bekerja dan sekolah.

Tentara Ukraina melepaskan tembakan ke udara mencoba menembak jatuh drone setelah ledakan mengguncang ibukota Kyiv pada Senin pagi. Sebuah roket anti-pesawat terlihat melesat ke langit pagi, diikuti oleh ledakan dan nyala api oranye, saat penduduk berlomba-lomba mencari perlindungan.

serangan drone di kyiv
Serangan drone Rusia di Ukraina 17 Oktober. (Wikimedia Commons/National Police of Ukraine)

Sekretaris pers Presiden AS Joe Biden Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan, Gedung Putih "mengutuk keras serangan rudal Rusia hari ini" dan mengatakan serangan itu "terus menunjukkan kebrutalan (Presiden Rusia Vladimir) Putin".

Menyebutkan paket bantuan militer baru senilai 725 juta dolar AS yang diumumkan untuk Ukraina Jumat lalu, dia berkata: "Kami akan terus mendukung rakyat Ukraina selama diperlukan."

"Kami akan terus membebankan biaya pada Rusia, meminta pertanggungjawaban mereka atas kejahatan perangnya," tegasnya.

Terpisah, Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi mengatakan, ada kematian di kota-kota lain tetapi belum memberikan jumlah korban penuh.

Sementara, seorang wanita hamil termasuk di antara empat orang yang tewas dalam serangan terhadap bangunan tempat tinggal itu, kata Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko.

Asap hitam keluar dari jendela gedung apartemen Kyiv dan pekerja layanan darurat bekerja keras untuk memadamkan api.

"Saya tidak pernah begitu takut. Ini adalah pembunuhan, itu hanya pembunuhan," kata Vitalii Dushevskiy (29), kurir pengiriman makanan yang menyewa sebuah apartemen di gedung itu.

Di dekatnya, Elena Mazur, 52, sedang mencari ibunya, yang berhasil meneleponnya untuk mengatakan dia terkubur di bawah reruntuhan.

"Dia tidak mengangkat telepon," ujar Mazur, berharap ibunya diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit.

Ukraina mengatakan serangan itu dilakukan oleh 'drone bunuh diri' buatan Iran, yang terbang ke sasaran mereka dan meledak.

Amerika Serikat, Inggris dan Prancis sepakat, Iran yang memasok drone ke Rusia akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara besar.

Terkait hal ini, Iran pada Hari Senin tetap menyangkal mereka telah memasok drone ke Rusia, sementara Kremlin belum berkomentar.

Adapun Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus di Ukraina, yang diluncurkan pada 24 Februari dan termasuk pencaplokan wilayah terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.