JAKARTA - Rodion Miroshnik, perwakilan dari Republik Rakyat Lugansk (LPR) di Moskow, mengatakan pengusaha Amerika Serikat Elon Musk mempertahankan statusnya sebagai sponsor terorisme, setelah akhir pekan lalu mengatakan perusahaan SpaceX-nya akan terus membiayai layanan telekomunikasi Starlink di Ukraina.
"Musk, sekarang secara resmi, telah mempertahankan statusnya sebagai sponsor rezim teroris, yang menimbulkan kerugian selama ini," kata Miroshnik kepada TASS, seperti dilansir 17 Oktober.
"Rezim Ukraina hanyalah anjing pangkuan yang memiliki tuan. Tuan di hadapan Pentagon dan Pemerintah AS adalah pelanggan terbesar untuk perusahaan Elon Musk. Jadi, ketika erangan mulai keluar dari rezim (Presiden Ukraina Vladimir) Zelensky, sang master bereaksi," jelasnya.
"Mereka menekan Musk dan dia, karena takut kehilangan kontrak besar, dipaksa untuk mengambil komitmen ekstra untuk membiayai konstelasi satelit yang digunakan untuk menyediakan data intelijen ke geng bersenjata Ukraina," tandas Miroshnik.
Diberitakan sebelumnya, CEO SpaceX, Elon Musk mengumumkan pada Hari Sabtu, perusahaan roketnya itu akan terus mendanai layanan internet Starlink di Ukraina. Ia menyebut salah satu alasan, yakni perlunya 'perbuatan baik'. Padahal, sehari sebelumnya dia mengatakan tidak mampu lagi melakukannya.
"Persetan dengan itu ... meskipun Starlink masih kehilangan uang & perusahaan lain mendapatkan miliaran $ pembayar pajak, kami akan terus mendanai pemerintah Ukraina secara gratis," ungkap Musk lewat akun Twitternya.
BACA JUGA:
Pada Hari Jumat Musk mengatakan, SpaceX tidak dapat mendanai Starlink tanpa batas di Ukraina. Sementara layanan internet ini telah membantu warga sipil dan militer tetap online selama perang dengan Rusia.
The hell with it … even though Starlink is still losing money & other companies are getting billions of taxpayer $, we’ll just keep funding Ukraine govt for free
— Elon Musk (@elonmusk) October 15, 2022