JAKARTA – Langkah CEO SpaceX, Elon Musk, untuk “ikut campur” dalam Perang Rusia-Ukraina, dengan memberikan layanan internet melalui Starlink untuk Ukraina, ditengarai membuat pihak Moskow geram.
Musk menyatakan ada kemungkinan besar layanan broadband satelit Starlink perusahaannya dapat menjadi target berikutnya di Ukraina.
Peringatan itu muncul beberapa hari setelah seorang peneliti keamanan internet memperingatkan bahwa perangkat yang digunakan untuk komunikasi satelit bisa menjadi "suar" yang bisa ditargetkan Rusia untuk serangan udara.
"Peringatan penting: Starlink adalah satu-satunya sistem komunikasi non-Rusia yang masih berfungsi di beberapa bagian di Ukraina, jadi kemungkinannya menjadi sasaran tinggi. Harap gunakan dengan hati-hati," tweet Musk.
Important warning: Starlink is the only non-Russian communications system still working in some parts of Ukraine, so probability of being targeted is high. Please use with caution.
— Elon Musk (@elonmusk) March 3, 2022
Dia meminta pengguna untuk "menghidupkan Starlink hanya jika diperlukan dan menempatkan antena sejauh mungkin dari orang-orang" dan "menempatkan kamuflase cahaya di atas antena untuk menghindari deteksi visual."
Pada Sabtu, 26 Februari, Musk mengatakan Starlink sudah diaktifkan di Ukraina dan SpaceX mengirim lebih banyak terminal ke negara itu. Langkah itu untuk menanggapi tweet oleh seorang pejabat pemerintah Ukraina yang meminta Musk untuk menyediakan stasiun Starlink untuk rakyat Ukraina setelah banyak layanan internet padam karena serangan Rusia.
Pada Senin, 28 Februari, Ukraina mengatakan telah menerima terminal internet satelit Starlink yang disumbangkan Musk. Akan tetapi seorang peneliti keamanan internet memperingatkan ini bisa menjadi target Rusia.
"...jika #Putin mengendalikan udara di atas #Ukraina, transmisi uplink pengguna menjadi suar ... untuk serangan udara," John Scott-Railton, peneliti senior di proyek Citizen Lab Universitas Toronto, mentweet.
"#Rusia memiliki pengalaman puluhan tahun dalam memukul orang dengan menargetkan komunikasi satelit mereka," tambahnya dalam serangkaian 15 tweet yang merinci risikonya.
BACA JUGA:
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov, berterima kasih kepada Starlink karena "menjaga kota-kota di Ukraina tetap terhubung dan layanan darurat yang menyelamatkan nyawa!" Namun dia mengatakan negara itu membutuhkan generator untuk menjaga layanan Starlink tetap online karena serangan Rusia terhadap infrastruktur energi yang masif.
Sebagai tanggapan, Musk mengatakan SpaceX memperbarui perangkat lunak untuk mengurangi konsumsi daya puncak, sehingga Starlink dapat diaktifkan dari pemantik rokok mobil.
"Mobile roaming diaktifkan, sehingga antena array bertahap dapat mempertahankan sinyal saat kendaraan bergerak," katanya.
Tim Farrar, konsultan komunikasi satelit, mengatakan antena Starlink, yang terlihat seperti antena televisi satelit rumah, tidak dirancang untuk digunakan saat bergerak, dan tidak jelas apa maksud Musk dalam tweet tersebut.
Perkembangan terakhir, Rusia dan Ukraina telah menyepakati perlunya membangun koridor kemanusiaan dan kemungkinan gencatan senjata di sekitar mereka untuk warga sipil yang melarikan diri. Kedua belah pihak mengatakan setelah pembicaraan pada Kamis, 3 Maret, sebagai tanda kemajuan pertama mereka sejak invasi, yang disebut Moskow sebagai "khusus operasi."