AS Nilai Pasokan Drone Iran untuk Rusia Melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB
Serpihan drone Rusia di Ukraina. (Wikimedia Commons/Mil.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat setuju dengan penilaian Inggris dan Prancis, pasokan drone ke Iran ke Rusia akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung Kesepatan Nuklir 2015 antara Iran dan enam negara besar, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel.

"Sebelumnya, hari ini sekutu Prancis dan Inggris kami secara terbuka membuat penilaian, pasokan UAV Iran (untuk) Rusia adalah pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB 2231,” kata Patel kepada wartawan, merujuk pada kendaraan udara tak berawak (UAV) atau drone, melansir Reuters 18 Oktober.

"Ini adalah sesuatu yang kami setujui," sambung Patel.

Ukraina telah melaporkan serentetan serangan Rusia menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran dalam beberapa pekan terakhir. Di sisi lain, Iran membantah memasok drone ke Rusia, sementara Kremlin belum berkomentar.

Departemen Luar Negeri AS menilai, pesawat tak berawak Iran digunakan pada Hari Senin dalam serangan jam sibuk pagi hari di ibukota Ukraina Kyiv, kata seorang pejabat.

Sementara, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre juga menuduh Teheran berbohong ketika mengatakan drone Iran tidak digunakan oleh Rusia di Ukraina.

Untuk diketahui, Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB mendukung kesepakatan antara Iran dan Inggris, Cina, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat yang membatasi aktivitas pengayaan uranium Teheran, sehingga mempersulit Iran untuk mengembangkan senjata nuklir sambil mencabut sanksi internasional.

Di bawah resolusi tersebut, embargo senjata konvensional terhadap Iran berlaku hingga Oktober 2020. Terlepas dari upaya AS di bawah mantan presiden Donald Trump, yang mengeluarkan Amerika Serikat dari kesepakatan pada 2018, untuk memperpanjang embargo senjata, Dewan Keamanan menolaknya, membuka jalan bagi Iran untuk melanjutkan ekspor senjata.

Namun, diplomat Barat mengatakan resolusi itu masih mencakup pembatasan rudal dan teknologi terkait yang berlangsung hingga Oktober 2023, dan yang mencakup ekspor dan pembelian sistem militer canggih seperti drone.

"Kami percaya bahwa UAV yang ditransfer dari Iran ke Rusia dan digunakan oleh Rusia di Ukraina, adalah salah satu senjata yang akan tetap diembargo berdasarkan 2231," tandas Patel.