Iran Dikabarkan Setuju Mengirim Drone serta Rudal Balistik Fateh dan Zolfaghar untuk Rusia
Latihan peluncuran rudal balistik jarak pendek Fateh-110 (Wikimedia Commons/ypa.ir/Hossein Velayati)

Bagikan:

JAKARTA - Pejabat senior dan diplomat Iran menyebut Iran berjanji untuk memberi rudal balistik permukaan ke permukaan, selain lebih banyak drone untuk Rusia, langkah yang dinilai akan memicu kemarahan Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya.

Dikatakan, ada kesepakatan yang disepakati pada 6 Oktober lalu, ketika Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Mokhber, dua pejabat senior dari Pengawal Revolusi Iran (IRGC) dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi mengunjungi Moskow untuk berbicara dengan Rusia tentang pengiriman senjata.

"Rusia telah meminta lebih banyak drone dan rudal balistik Iran dengan akurasi yang lebih baik, terutama keluarga rudal Fateh dan Zolfaghar," kata salah satu diplomat Iran, yang diberi pengarahan tentang perjalanan itu, melansir Reuters 19 Oktober.

Seorang pejabat Barat yang diberi pengarahan tentang masalah itu membenarkannya, dengan mengatakan ada kesepakatan antara Iran dan Rusia untuk menyediakan rudal balistik jarak pendek permukaan-ke-permukaan, termasuk Zolfaghar.

Salah satu drone yang disetujui Iran untuk dipasok adalah Shahed-136, senjata bersayap delta yang digunakan sebagai pesawat serang udara-ke-permukaan "kamikaze". Ini membawa hulu ledak kecil yang meledak saat terjadi benturan.

rudal zolfaghar
Rudal balistik jarak pendek Zolfaghar Iran. (Wikimedia Commons/Tasnim News Agency)

Sementara, Fateh-110 dan Zolfaghar adalah rudal balistik permukaan ke permukaan jarak pendek Iran yang mampu menyerang target pada jarak antara 300 km dan 700 km (186 dan 435 mil).

Diplomat Iran menolak pernyataan pejabat Barat bahwa transfer semacam itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 2015.

"Di mana mereka digunakan bukanlah masalah penjual. Kami tidak memihak dalam krisis Ukraina seperti Barat. Kami ingin mengakhiri krisis melalui cara-cara diplomatik," ujar diplomat itu.

Sebelumnya, Ukraina telah melaporkan serentetan serangan Rusia menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran dalam beberapa pekan terakhir.

Kementerian Luar Negeri Iran pada Hari Selasa menepis laporan yang tidak berdasar, tentang Iran yang memasok drone dan senjata lainnya ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, sementara Kremlin pada Hari Selasa membantah pasukannya telah menggunakan drone Iran untuk menyerang Ukraina.

Ditanya apakah Rusia telah menggunakan drone Iran dalam kampanyenya di Ukraina, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Kremlin tidak memiliki informasi tentang penggunaannya.

"Peralatan Rusia dengan nomenklatur Rusia digunakan. Semua pertanyaan lebih lanjut harus diarahkan ke Kementerian Pertahanan," ujar Peskov.

Terpisah, Rahim Safavi, seorang penasihat militer untuk pemimpin Tertinggi Iran, dilaporkan oleh media pemerintah pada Hari Selasa mengatakan, ada 22 negara ingin membeli drone Iran.

"Mereka (Rusia) ingin membeli ratusan rudal kami, bahkan rudal jarak menengah, tetapi kami mengatakan kepada mereka bahwa kami dapat segera mengirimkan beberapa ratus rudal jarak pendek Zolfaghar dan Fateh 110, dari permukaan ke permukaan," kata seorang dari petugas keamanan.

"Saya tidak bisa memberi Anda waktu yang tepat, tetapi segera, segera mereka akan dikirim dalam dua hingga tiga pengiriman," sambungnya.

Moskow secara khusus meminta rudal jarak pendek Fateh 110 dan Zolfaghar dari permukaan ke permukaan, dan pengiriman akan dilakukan dalam waktu maksimal 10 hari, kata diplomat Iran lainnya.

Untuk diketahui, Teheran telah menolak permintaan Presiden Vladimir Putin untuk memasok drone serangan jarak jauh Arash 2 canggih Iran September lalu, tiga pejabat Iran mengatakan kepada Reuters.

Ketika ditanya alasan penolakannya, salah satu pejabat menyebutkan beberapa masalah termasuk "beberapa masalah teknis".

"Juga komandan Pengawal (Revolusioner) khawatir jika Rusia menggunakan drone Arash 2 ini di Ukraina, orang Amerika mungkin memiliki akses ke teknologi kami," sebut pejabat itu.