Bagikan:

JAKARTA - Komisi investigasi Rusia menyelidiki dugaan pelanggaran aturan penerbang, terkait jatuhnya jet pembom tempur Rusia yang belakangan jumlah korban tewas peristiwa tersebut bertambah jadi 13 orang.

Setelah pembersihan penuh di lokasi bencana, jumlah korban tewas akibat kobaran api yang dipicu oleh kecelakaan jet tempur di halaman bangunan apartemen di Kota Yeysk, Rusia selatan, telah meningkat menjadi 13 orang, kata seorang sumber di layanan pers Kementerian Darurat.

"Tim penyelamat telah menyelesaikan pembersihan puing-puing. Sepuluh mayat ditemukan selama kegiatan penyelamatan, sehingga jumlah total kematian menjadi 13 orang, termasuk tiga anak-anak. Sembilan belas orang terluka dalam situasi darurat," kata perwakilan kementerian, melansir TASS 18 Oktober.

Upaya penyelamatan memungkinkan untuk menyelamatkan 68 orang, kata sumber itu, menambahkan bahwa lebih dari 360 orang dievakuasi.

Sementara itu, Komite Investigasi (IC) mendalami dugaan pelanggaran aturan penerbangan, dalam peristiwa jatuhnya pembom tempur Sukhoi Su-34 ini.

"Direktorat Investigasi Militer Utama Komite Investigasi Rusia melanjutkan penyelidikan kasus pidana yang dibuka berdasarkan pasal 351 KUHP (pelanggaran aturan penerbangan atau persiapan untuk mereka) atas jatuhnya pesawat Sukhoi-34 di Yeysk," Layanan Pers IC mengatakan dalam siaran pers.

Penyelidikan telah dilakukan untuk analisis sampel bahan bakar di bandara keberangkatan, serta dokumentasi yang diperlukan.

"Pilot yang berhasil melontarkan diri, serta personel lapangan terbang, sedang diperiksa. Perekam penerbangan telah ditemukan dari lokasi kecelakaan untuk diperiksa," papar IC.

Diberitakan sebelumnya, sebuah pesawat pembom tempur Su-34 jatuh di Yeysk, saat penerbangan latihan pada 17 Oktober, setelah salah satu mesinnya terbakar.

Bahan bakar yang tumpah selama kecelakaan itu menyala, dengan api menyebar ke gedung perumahan bertingkat di dekatnya, menghanguskan sembilan lantai. Pilot pesawat berhasil melontarkan diri keluar dari pesawat. Sementara, Presiden Vladimir Putin memerintahkan untuk memberikan semua bantuan yang diperlukan kepada para korban.