Bagikan:

JAKARTA - Tank-tank era Uni Soviet yang dipinjam dari museum digunakan membantu melatih pasukan Ukraina tentang apa yang menurut komandan misi pelatihan Uni Eropa untuk Kyiv adalah taktik jebakan yang digunakan oleh tentara Rusia di medan perang.

Instruktur dari 17 negara telah melatih sekitar 18.000 tentara Ukraina di Jerman untuk mengoperasikan tank berspesifikasi tinggi atau sistem pertahanan udara presisi, mewariskan keterampilan mereka kepada penembak jitu, teknisi, paramedis dan untuk peperangan pesawat tanpa awak.

Namun, dengan tentara Rusia dan Ukraina saling melepaskan ribuan peluru setiap hari dalam pertempuran melelahkan yang menggemakan peperangan parit Perang Dunia Pertama, Ukraina juga berupaya mendapatkan pelatihan dalam situasi yang lebih mewakili realitas medan perang serta pada beberapa peralatan lama.

Militer Jerman menggali sistem parit sesuai dengan standar Rusia, meminjam tank Soviet dari museum untuk meningkatkan pengalaman pasukan Ukraina di lapangan di beberapa lokasi pelatihannya.

"Sistem (museum) ini digunakan di pihak Rusia, dan terkadang mereka memasang jebakan di peralatan yang ditinggalkan," kata Letnan Jenderal Andreas Marlow, kepala Komando Pelatihan Khusus Uni Eropa di dekat Berlin, kepada Reuters, seperti dikutip 12 November.

"Menyediakan kendaraan semacam itu dalam pelatihan memudahkan untuk menunjukkan di mana harus berhati-hati untuk memastikan bahwa Anda tidak memicu ledakan jika Anda menemukannya di medan perang dan membuka pintu," jelasnya.

Namun, komando pelatihan menolak untuk menjelaskan lebih jauh dari mana tank-tank itu dipinjam, atau berapa banyak yang digunakan.

Komando tersebut merupakan bagian dari misi militer Uni Eropa yang dibentuk pada tahun 2022 untuk melatih pasukan Ukraina dalam memerangi invasi Rusia.

Pada Hari Jumat, misi tersebut diperpanjang dua tahun lagi, saat pasukan Ukraina menghadapi pasukan Rusia yang maju dengan kecepatan tercepat sejak awal perang.

Bagian dari pelatihan di Jerman sekarang juga melibatkan mempelajari sistem parit Rusia, yang menurut Letjen Marlow biasanya dibangun dengan skema tetap.

"Ini tentang bentuk parit, di mana tempat perlindungan dan posisi senjata diharapkan," katanya.

Para instruktur tidak hanya mencari inspirasi dari masa lalu. Simulator modern telah digunakan untuk melatih unit Ukraina dalam penembakan tempur, serta boneka berteknologi tinggi yang memberikan kasus yang lebih rumit kepada petugas medis tempur.

Pada saat yang sama, drone kini memainkan peran yang jauh lebih besar dalam pelatihan, mengajarkan teknik pengawasan dan meningkatkan kesadaran akan bahaya terus-menerus yang ditimbulkan oleh drone musuh yang melayang di langit, kata Letjen Marlow.

Diketahui, Moskow dan Kyiv sama-sama berupaya membeli dan mengembangkan drone baru, menyebarkannya dengan cara yang inovatif dan menemukan cara baru untuk menghancurkannya.