Gelar Latihan dengan Peluncur Anti-tank dari Inggris, Militer Ukraina: Akan Lebih Mudah Melawan Federasi Rusia
Ilustrasi militer Ukraina. (Wikimedia Commons/staff Sgt. Adriana Diaz-Brown)

Bagikan:

JAKARTA - Pasukan Ukraina mulai berlatih menembakkan peluncur anti-tank yang dikirim oleh Inggris di tengah musim dingin, sebagai bagian dari upaya Barat untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari invasi Rusia.

Rusia telah memaksa Barat ke dalam pembicaraan tentang tuntutan Moskow untuk jaminan keamanan baru di Eropa, dengan mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina, bekas Republik Uni Soviet yang ingin bergabung dengan NATO.

Inggris mengatakan awal bulan ini, mereka akan memasok Ukraina dengan sistem senjata pertahanan anti-armor ringan dan personel untuk memberikan pelatihan. Mereka tidak strategis dan dimaksudkan untuk digunakan dalam pertahanan diri, katanya.

"Cukup menembak satu putaran untuk menghancurkan kendaraan musuh," kata prajurit Zinovy ​​Luzhansky selama latihan di tempat latihan militer yang berangin di Ukraina barat, mengutio Reuters 29 Januari.

"Akan lebih mudah untuk melawan Federasi Rusia karena senjata ini dapat dengan mudah menghancurkan segala jenis peralatan militer lapis baja musuh," sambungnya.

Ketika Inggris dan Amerika Serikat telah meningkatkan pengiriman senjata ke Ukraina bulan ini, mereka juga membuat marah Kiev dengan menarik kembali para diplomat mereka.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Hari Jumat tidak mengesampingkan perang besar-besaran dengan Rusia, tetapi menuduh Washington dan media memicu kepanikan yang membebani ekonomi sementara "tidak ada tank di jalanan".

Dia berbicara setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Amerika Serikat dan NATO tidak membahas tuntutan keamanan utama Kremlin di kebuntuan Timur-Barat atas Ukraina, tetapi Moskow siap untuk terus berbicara.

Untuk diketahui, Rusia mencaplok Krimea dari Kiev pada 2014 dan kemudian mendukung pemberontak yang memerangi pasukan pemerintah di Ukraina timur, konflik yang belum terselesaikan yang telah menewaskan 15.000 orang hingga saat ini.