Kunci Sukses Ukraina Tahan Serangan Rusia di Sievierodonetsk: Hindari Artileri, Pancing Pertempuran Jalanan
Presiden Zelensky saat mengunjungi pasukannya di garis depan di dekat Kota Sievierodonetsk. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Militer Ukraina mengklaim berhasil menahan gerak maju pasukan Rusia dengan mengajak bertempur di jalanan, namun berharap kiriman artileri lebih banyak untuk mengimbangi daya tembak Rusia.

Di selatan, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan telah merebut wilayah baru dalam serangan balik di Provinsi Kherson, menargetkan wilayah terbesar yang telah direbut Rusia sejak invasi pada Februari.

Pertempuran di tengah reruntuhan Sievierodonetsk, kota industri kecil, telah menjadi salah satu perang paling berdarah, dengan Rusia memusatkan kekuatan invasinya di sana. Kedua belah pihak mengatakan mereka telah menimbulkan banyak korban.

Sievierodonetsk dan kota kembarnya Lysychansk di tepi seberang sungai Siverskyi Donets, adalah bagian terakhir dari Provinsi Luhansk yang dikuasai Ukraina, dengan Moskow bertekad untuk merebutnya sebagai salah satu tujuan perang utamanya.

Pasukan Rusia memfokuskan seluruh kekuatan mereka di daerah itu, kata Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina Oleksiy Danilov kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada hari Kamis.

"Mereka tidak mengampuni orang-orang mereka, mereka hanya mengirim orang-orang seperti umpan meriam. Mereka menembaki militer kita siang dan malam," terangnya seperti dikutip 10 Juni.

Dalam pembaruan dari Sievierodonetsk, komandan Batalyon Pengawal Nasional Svoboda Ukraina, Petro Kusyk, mengatakan Ukraina menarik Rusia ke pertempuran jalanan, untuk menetralisir keunggulan artileri Rusia.

"Kemarin berhasil bagi kami, kami meluncurkan serangan balasan dan di beberapa daerah kami berhasil mendorong mereka mundur satu atau dua blok. Di tempat lain mereka mendorong kami kembali, tetapi hanya dengan satu atau dua gedung," ujarnya dalam wawancara yang disiarkan televisi.

"Kemarin penjajah menderita kerugian serius, jika setiap hari seperti kemarin, ini semua akan segera berakhir," yakinnya.

Namun dia mengatakan pasukannya menderita "bencana" kekurangan artileri kontra-baterai untuk membalas senjata Rusia, mengatakan mendapatkan senjata semacam itu akan mengubah medan perang.

"Bahkan tanpa sistem ini, kami bertahan dengan baik. Ada perintah untuk mempertahankan posisi kami dan kami menahannya. Sulit dipercaya apa yang dilakukan ahli bedah tanpa peralatan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa tentara," ungkap Kusyk.

Sementara itu, Wali Kota Sievierodonetsk Oleksandr Stryuk mengatakan pada Hari Kamis, sekitar 10.000 warga sipil masih terjebak di dalam kota, sekitar sepersepuluh dari populasi sebelum perang.

Di luar Sievierodonetsk, Rusia mendorong dari utara dan selatan, mencoba menjebak pasukan Ukraina di wilayah Donbas yang terdiri dari Lugansk dan Donetsk, meledakkan kota-kota yang dikuasai Ukraina di jalur mereka dengan artileri.

Adapun di Soledar, sebuah kota pertambangan garam dekat Bakhmut dekat dengan garis depan, gedung-gedung telah diledakkan menjadi kawah. Penduduk yang tersisa, kebanyakan lansia, berlindung di ruang bawah tanah yang penuh sesak.

Dan di selatan, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Hari Kamis, pasukannya telah memenangkan kembali beberapa wilayah dalam serangan balasan di Kherson.

Ia tidak memberikan rincian tentang lokasi serangan, tetapi mengatakan pasukan Rusia telah "menderita kerugian dalam tenaga kerja dan peralatan", dan menanam ranjau dan mendirikan barikade saat mereka didorong mundur.

Ukraina melaporkan serangan balasan di Kherson pekan lalu, mengklaim telah merebut jembatan di tepi selatan sungai Inhulets yang membentuk batas provinsi, sebuah pernyataan yang didukung minggu ini oleh kementerian pertahanan Inggris. Situasi di sana tidak dapat dikonfirmasi secara independen.

Untuk diketahui, ribuan orang telah tewas dan jutaan telah melarikan diri sejak Moskow meluncurkan operasi militer khusus, untuk melucuti senjata dan denazifikasi Ukraina pada 24 Februari. Sementara, Ukraina dan Barat menyebut invasi itu sebagai perang agresi yang tidak beralasan.