JAKARTA - Lebih dari 1.000 tentara Ukraina yang menyerah di Kota Mariupol telah dipindahkan ke Rusia untuk penyelidikan, kantor berita TASS melaporkan seperti mengutip sumber penegak hukum Rusia.
Jika dikonfirmasi, berita itu bisa merusak pembicaraan damai yang sudah bermasalah antara kedua belah pihak, lantaran Ukraina berusaha untuk memulangkan prajuritnya yang ditahan.
Kyiv sedang mengupayakan penyerahan semua sekitar 2.000 pembela dari pabrik Azovstal dalam pertukaran tahanan, tetapi anggota parlemen Rusia menuntut agar beberapa tentara diadili.
"Lebih dari 1000 orang dari Azovstal dibawa ke Rusia. Lembaga penegak hukum bekerja sama dengan mereka," kata sumber itu, mengutip Reuters dari TASS 8 Juni.
Tidak diberikan rincian lebih jauh mengenai kelanjutan para tahanan yang dibawa ke Rusia ini. Namun, sumber itu juga mengatakan kepada TASS, lebih banyak tahanan Ukraina akan dikirim ke Rusia.
Terpisah, militer Ukraina menyebut sejauh ini Rusia telah menyerahkan ke Kyiv mayat 210 pejuang Ukraina, yang sebagian besar tewas dalam mempertahankan kota Mariupol dari pasukan Rusia di pabrik baja yang luas, kata militer Ukraina, Selasa.
Pejuang Ukraina bersembunyi di pabrik baja Azovstal selama berminggu-minggu saat Rusia mencoba merebut kota itu. Tentara Ukraina akhirnya menyerah bulan lalu dan ditahan oleh Rusia.
"Proses pengembalian jenazah para pembela Mariupol yang gugur sedang berlangsung. Hingga saat ini, 210 tentara kami telah dikembalikan – kebanyakan dari mereka adalah pembela Azovstal yang heroik," ternag direktorat intelijen pertahanan Ukraina di Twitter.
"Pekerjaan berlanjut untuk membawa pulang semua pembela Ukraina yang ditangkap," lanjut direktorat tersebut.
BACA JUGA:
Keluarga unit penjaga nasional Azov Ukraina sebelumnya telah melaporkan kembalinya beberapa mayat. Pekan lalu, pertukaran 160 mayat antara Rusia dan Ukraina diumumkan oleh Kementerian Reintegrasi Ukraina dari Wilayah Pendudukan Sementara.
"Penting untuk dicatat, sepertiga dari mayat (diserahkan) adalah pejuang Azov, afiliasi pejuang lainnya ke unit yang berbeda sedang diklarifikasi," ungkap pihak keluarga dalam sebuah pernyataan pada Hari Senin.
Diketahui, Rusia menetapkan Resimen Azov, yang memimpin pertahanan pabrik baja di Mariupol, sebagai milisi 'Nazi' dengan asal-usul radikal sayap kanan. Sementara, Ukraina membantahnya dengan mengatakan unit itu telah direformasi, diintegrasikan ke dalam angkatan bersenjatanya dan berada di luar politik.