Keras Peringatkan Israel, Komandan Pasukan Darat Iran: Kami akan Runtuhkan Tel Aviv dan Haifa untuk Setiap Kesalahan
Brigjen Kiumars Heydari. (Wikimedia Commons/Tasnim News Agency/Foad Ashtari)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas militer Iran kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap Iran, menyebut militer negara itu siap meruntuhkan dua kota besar Israel, imbas dari setiap kesalahan yang dibuat.

Komandan Pasukan Darat Reguler Iran Brigjen Kiumars Heydari menegaskan, Iran akan meruntuhkan Kota Tel Aviv dan Haifa, jika Israel melakukan kesalahan, menurut kantor berita semi-resmi Tasnim.

"Untuk setiap kesalahan yang dibuat oleh musuh, kami akan meruntuhkan Tel Aviv dan Haifa dengan perintah Pemimpin Tertinggi," tegas Heydari, melansir Reuters 7 Juni.

Bulan lalu, Ia juga mengeluarkan peringatan terhadap para agresor, bahwa setiap langkah bodoh akan ditangani dengan serius, merujuk Iran sebagai negara teraman di kawasan itu.

Menunjuk pada penempatan unit Angkatan Darat Angkatan Darat ke daerah perbatasan Iran, komandan itu mengatakan kehadiran seperti itu tidak berarti bahwa negara itu menghadapi ancaman, tetapi itu dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapan militer dan meningkatkan kontrol intelijen di perbatasan.

"Hari ini, Republik Islam Iran menikmati keamanan yang tak tertandingi, dan setiap agresor yang berniat menyerang negara itu akan mendapatkan balasan atas kebodohannya," tukasnya memperingatkan seperti mengutip Tasnim.

Peristiwa terbaru yang menyeret kedua negara adalah tewasnya seorang Kolonel Korps Pengawal Revolusi (IRGC) Iran Sayd Khodai, di mana ia ditembak mati oleh dua orang yang menggunakan motor di Teheran.

Kantor berita semi-resmi ISNA mengatakan anggota jaringan dinas intelijen Israel telah ditemukan dan ditangkap oleh IRGC. Kantor Perdana Menteri Israel, yang mengawasi badan intelijen Mossad, menolak mengomentari peristiwa di Teheran.

"Saya telah setuju agar pasukan keamanan kami secara serius menindaklanjuti masalah ini, dan saya tidak ragu bahwa balas dendam atas darah murni martir kami akan diambil," ujar Presiden Iran Ebrahim Raisi.