Iran Rancang Drone Khusus untuk Serang Tel Aviv, Israel Keluarkan Peringatan: Responnya akan Menyakitkan
Ilustrasi drone milik Iran. (Wikimedia Commons/Fars Media Corporation/Meysan Mah'abadi)

Bagikan:

JAKARTA - Iran telah merancang sebuah pesawat tak berawak, bernama Arash-2, khusus untuk menargetkan kota-kota Israel Tel Aviv dan Haifa, kata seorang komandan militer senior negara itu.

"Kami telah merancang drone ini secara khusus untuk Haifa dan Tel Aviv. Ini adalah drone unik yang dikembangkan untuk tugas ini," tulis media pemerintah mengutip Kioumars Heydari, komandan pasukan darat tentara Iran, melansir Al Arabiya 12 September.

"Iran akan mengungkap kemampuan drone ini dalam latihan di masa depan," sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, direktur dinas mata-mata Israel Mossad David Barnea memperingatkan penguasa Iran, agar tidak melakukan kekerasan terhadap Israel atau warga Israel.

"Eselon teratas Iran harus menyadari, menggunakan kekuatan terhadap Israel atau warga Israel, langsung dari Iran atau melalui proksi, akan menemui respon yang menyakitkan terhadap mereka yang bertanggung jawab di tanah Iran," kata Barnea dalam pidatonya di Universitas Reichman dekat Tel Aviv, mengutip The Jerusalem Post.

"Ini akan terjadi di Teheran, di Kermanshah, di Isfahan," tambahnya, mengacu pada wilayah Iran di mana pihak berwenang telah melaporkan operasi sabotase, terhadap fasilitas atau personel yang terkait dengan program militer atau nuklir negara itu.

Diketahui, Israel mengancam akan melakukan aksi militer terhadap Iran, jika diplomasi gagal mencegah Teheran mengembangkan kemampuan senjata nuklir.

Sementara, Iran tidak mengakui Israel dan komandan militer Iran telah berulang kali mengancam akan menyerang kota Tel Aviv dan Haifa.

Upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia, yang ditentang Israel, belum berhasil sejak negosiasi dimulai di Wina pada April 2021.

Kesepakatan Nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), menawarkan keringanan sanksi kepada Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.

Adapun Israel percaya kesepakatan itu terlalu murah hati untuk Teheran dan menentang upaya AS dan Uni Eropa untuk memulihkannya.