JAKARTA - Kelompok miliki Houthi mengklaim drone miliknya mampu melewati sistem radar dan pencegat Israel, sehingga mampu menghantam bangunan di Tel Aviv, sementara militer Israel mengklaim drone itu terdeteksi tapi ada kesalahan manusia.
Drone jarak jauh berukuran besar dilaporkan menghantam bangunan di Tel Aviv dan menewaskan satu orang pada Jumat dini hari waktu setempat.
Serangan tersebut tidak memicu alarm serangan udara. Itu terjadi beberapa jam setelah militer Israel mengonfirmasi telah menewaskan seorang komandan senior milisi Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon selatan.
Seorang juru bicara militan Houthi mengatakan kelompok itu telah menyerang Tel Aviv dengan pesawat nirawak dan akan terus menargetkan Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina dalam perang Gaza.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, juru bicara Houthi Brigjen Yahya Saree menyebut Tel Aviv sebagai target utama "dalam jangkauan senjata kami".
Ia mengatakan serangan itu dilakukan dengan menggunakan pesawat nirawak baru bernama "Yafa" yang katanya mampu melewati sistem intersepsi dan tidak terdeteksi oleh radar.
"Operasi itu telah mencapai tujuannya dengan sukses," kata Brigjen Saree, melansir Reuters 19 Juli.
Sementara itu, penyelidikan awal Angkatan Udara Israel (IAF) terhadap serangan pesawat nirawak semalam di Tel Aviv mengungkapkan, UAV bermuatan bahan peledak telah teridentifikasi, tetapi karena kesalahan manusia, UAV tersebut tidak dihadang oleh pertahanan udara.
Karena tidak ada tindakan yang diambil terhadap target yang teridentifikasi, tidak ada sirene peringatan yang dibunyikan, katanya, seperti dikutip dari The Times of Israel.
Pesawat nirawak itu langsung menghantam sebuah apartemen di Tel Aviv pada pukul 3:12 pagi, setelah memasuki kota tersebut dari arah laut. Kendati demikian, IAF masih menyelidiki asal muasal pesawat nirawak tersebut.
IAF sejauh ini yakin pesawat nirawak tersebut datang dari arah selatan, mungkin Yaman, meskipun tidak menutup kemungkinan lokasi peluncuran lainnya, seperti Irak atau Suriah.
BACA JUGA:
IAF mengatakan insiden mematikan itu "seharusnya tidak terjadi" dan bertanggung jawab penuh atas kegagalan yang menyebabkan serangan mematikan itu, di mana seorang pria tewas dan empat lainnya terluka.
Rekaman dari lokasi kejadian menunjukkan dampak yang jelas pada sebuah bangunan yang terletak dekat dengan lokasi kedutaan AS di Tel Aviv.
Sementara itu, media Israel mengatakan pecahan dari pesawat nirawak sejenis yang banyak digunakan oleh kelompok milisi yang didukung Iran di wilayah tersebut telah ditemukan di dekatnya.