Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Jerman Sergey Nechayev mengatakan dalam sebuah wawancara, keputusan Jerman untuk menerima penempatan rudal jarak jauh Amerika Serikat di wilayahnya, Jerman mengambil peran sebagai pilar utama NATO di Eropa, sebuah langkah yang sangat berisiko, dan sesuatu yang akan ditanggapi Rusia.

"Perlombaan senjata di Eropa sudah berlangsung," katanya dalam wawancara dengan TASS, seperti dikutip 19 Juli.

Amerika Serikat dalam pernyataan bersama pada 10 Juli lalu menyebutkan, Washington akan menempatkan rudal jarak jauhnya di Jerman pada tahun 2026, sebagai bagian dari komitmen terhadap pertahanan NATO dan Eropa, kata kedua negara dalam sebuah pernyataan.

"Pernyataan bersama oleh Amerika Serikat dan Jerman hanyalah konfirmasi lain dari kebijakan destabilisasi Washington setelah Amerika secara tidak bertanggung jawab merusak rezim INF (Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah), yang mereka tinggalkan secara sepihak pada tahun 2019," kata diplomat itu.

"Jerman, dengan tanpa ragu mendukung kebijakan Gedung Putih, memainkan peran sebagai pilar utama NATO di Eropa, meskipun ada risiko militer dan politik yang nyata," lanjut Nechayev.

Kemarin, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan, penempatan rudal AS di negaranya merupakan respons terhadap pengerahan sistem rudal taktis Iskander di Wilayah Kaliningrad, Rusia.

"Apa yang akan dilakukan Amerika Serikat di Jerman mulai tahun 2026 tidak lain adalah sebagai respon terhadap ancaman Rusia yang diwakili oleh penyebaran rudal Iskander di Kaliningrad," kendati, kendati lokasi penempatan belum ditentukan.

Menurut Dubes Nechayev, "langkah-langkah ini akan mendapat tanggapan yang tepat dari Rusia."

"Bagi kami, kami terus menjelaskan betapa destruktifnya tindakan tersebut untuk merusak fondasi keamanan regional dan strategis," katanya.

"Kami melihat keputusan untuk mendirikan pusat NATO di Wiesbaden guna mengoordinasikan bantuan militer ke Ukraina berada dalam jalur yang sama," imbuh duta besar tersebut.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pada Hari Kamis, Rusia akan melakukan segala hal untuk memukul mundur ancaman terhadap wilayahnya, sebagai respons rencana penempatan rudal jarak jauh Amerika Serikat di Jerman, termasuk tidak mengesampingkan kemunginan pengerahan rudal nuklir.

"Saya tidak menutup kemungkinan," katanya, ketika ditanya apakah Rusia dapat mengerahkan rudal nuklir sebagai tanggapan atas pengerahan rudal AS di Jerman.

Kantor berita Interfax mengutip Ryabkov mengatakan, pertahanan wilayah Kaliningrad Rusia, yang diapit oleh anggota NATO Polandia dan Lithuania, menjadi fokus khusus.

Lebih lajut Nechayev juga menunjukkan bahwa Jerman juga berupaya memainkan peran utama di Eropa dalam mendukung rezim Kiev.

"Jerman berupaya mempertaruhkan peran utama dalam hal mendukung rezim kriminal Kiev; Jerman tetap menjadi sponsor dan koordinator utama Eropa untuk mempersenjatai angkatan bersenjata Ukraina," kata diplomat tersebut.

Jalur ini, katanya, "dilengkapi dengan klaim Berlin atas kepemimpinannya dalam memperkuat 'sisi timur' NATO, termasuk tidak hanya Baltik, tetapi juga dimensi utara, menjadi pusat logistik utama jika terjadi pengerahan massal pasukan NATO ke perbatasan Rusia."

"Kemapanan Jerman kini mengguncang kebijakan militer dan industri militer serta kesadaran publik," Nechayev menunjukkan.

"Apa konsekuensi yang dapat ditimbulkannya? Pertanyaan ini harus diajukan kepada kemapanan politik Jerman," tambahnya.

Diketahui, rudal yang direncanakan Rusia dan Amerika Serikat untuk dikerahkan adalah senjata darat jarak menengah yang dilarang berdasarkan perjanjian AS-Soviet tahun 1987. AS keluar dari perjanjian tersebut pada tahun 2019, menuduh Rusia melakukan pelanggaran yang dibantah Moskow.