Bagikan:

JAKARTA - Kelompok milisi Houthi mengklaim drone jarak jauhnya menghantam pusat kota Tel Aviv, Israel pada Jumat dini hari, dalam serangan yang menewaskan satu orang dan melukai empat orang lainnya, kata militer dan layanan darurat Israel.

Ledakan tersebut, yang tidak memicu alarm serangan udara, terjadi beberapa jam setelah militer Israel mengonfirmasi telah menewaskan seorang komandan senior milisi Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon selatan.

"Kita berbicara tentang UAV (Kendaraan Udara Tak Berawak) besar yang dapat terbang dalam jarak jauh," kata seorang pejabat militer Israel kepada wartawan setelah serangan tersebut, melansir Reuters 18 Juli.

Pejabat tersebut tidak mengonfirmasi klaim dari milisi Houthi yang bermarkas di Yaman, tetapi mengatakan: "Kami tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun saat ini."

Terpisah, seorang juru bicara militan Houthi mengatakan kelompok itu telah menyerang Tel Aviv dengan pesawat nirawak dan akan terus menargetkan Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina dalam perang Gaza.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, juru bicara Yahya Saree menyebut Tel Aviv sebagai target utama "dalam jangkauan senjata kami".

Ia mengatakan serangan itu dilakukan dengan menggunakan pesawat nirawak baru bernama "Yafa", yang katanya mampu melewati sistem intersepsi dan tidak terdeteksi oleh radar. "Operasi itu telah mencapai tujuannya dengan sukses," kata Saree.

Serangan terhadap Tel Aviv kemungkinan akan memicu kekhawatiran tentang dampak lebih lanjut dari perang Gaza, karena Houthi dan proksi Iran lainnya berpihak pada kelompok militan Palestina, Hamas.

Pejabat Israel mengatakan militer masih menyelidiki mengapa pesawat nirawak itu tidak memicu alarm, tetapi laporan awal menunjukkan pesawat nirawak itu teridentifikasi, namun sirene tidak dibunyikan karena kesalahan manusia.

Militer mengatakan patroli udara telah ditingkatkan untuk melindungi wilayah udara Israel tetapi mengatakan belum memerintahkan tindakan pertahanan sipil baru, namun wali kota Tel Aviv mengatakan kota itu, pusat ekonomi Israel, telah dipindahkan ke status siaga tinggi.

Layanan darurat Israel mengatakan jenazah seorang pria berusia 50 tahun ditemukan di sebuah apartemen dekat lokasi ledakan dan mengatakan keadaannya sedang diselidiki.

Empat orang dibawa ke rumah sakit dengan luka ringan akibat pecahan peluru dan empat lainnya dirawat karena syok. Semua dari mereka kemudian dipulangkan, kata rumah sakit.

Rekaman dari lokasi kejadian menunjukkan dampak yang jelas pada sebuah bangunan yang terletak dekat dengan lokasi kedutaan AS di Tel Aviv.

Sementara itu, media Israel mengatakan pecahan dari pesawat nirawak sejenis yang banyak digunakan oleh kelompok milisi yang didukung Iran di wilayah tersebut telah ditemukan di dekatnya.