JAKARTA - Israel menilai pemulihan Kesepakatan Nuklir 2015 antara Iran dengan kekuatan dunia, tidak akan ditandatangani dalam waktu dekat, menyebut Pemilihan di Amerika Serikat, kata seorang pejabat Israel Hari Minggu.
Setelah mendukung AS saat itu Penarikan Presiden Donald Trump dari Kesepakatan Nuklir 2015 yang dianggapnya terlalu terbatas, Israel juga telah menganjurkan agar Pemerintahan AS saat ini tidak bergabung lagi dengan kesepakatan tersebut.
Pada Hari Sabtu, Inggris, Prancis dan Jerman mengatakan mereka memiliki 'keraguan serius' tentang niat Iran, setelah mencoba menghubungkan kebangkitan kesepakatan dengan penutupan penyelidikan pengawas PBB ke jejak uranium di tiga situs nuklirnya.
Terkait hal tersebut, Teheran menyebut pernyataan Eropa itu 'tidak konstruktif'.
"Pada titik waktu ini, tampaknya perjanjian nuklir dengan Iran tidak akan ditandatangani setidaknya sampai setelah pemilihan paruh waktu (AS)," kata pejabat Israel kepada wartawan dengan syarat anonim, melansir Reuters 12 September.
Beberapa komentator Israel melihat pernyataan itu sebagai antisipasi keengganan Presiden AS Joe Biden, untuk memasuki kesepakatan yang cukup dekat dengan pemilihan, digunakan saingannya Partai Republik dalam kampanye domestik melawan Partai Demokrat.
Memberikan pengarahan kepada kabinet Israel pada Hari Minggu, Perdana Menteri Yair Lapid berterima kasih kepada kekuatan Eropa 'atas pendirian mereka yang terus terang'.
"Israel sedang melakukan upaya diplomatik yang berhasil untuk menghentikan kesepakatan nuklir dan mencegah pencabutan sanksi terhadap Iran," jelas PM Lapid.
"Ini belum berakhir. Jalannya panjang. Tapi ada tanda-tanda yang menggembirakan," lanjutnya.
BACA JUGA:
Diketahui, Iran, yang menyangkal mencari senjata nuklir, meningkatkan pengayaan uranium yang diperkaya sejak AS keluar dari kesepakatan tahun 2018.
Sementara, Israel bukan pihak dalam pembicaraan pemulihan Kesepakatan Nuklir 2015 di Wina. Tetapi kekhawatirannya tentang Iran dan ancaman untuk mengambil tindakan militer terhadap musuh bebuyutannya, jika diplomasi dianggap jalan buntu membuat ibu kota Barat tetap memperhatikan.