Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joe Biden menegaskan kepada PM Israel Yair Lapid, Amerika Serikat tidak akan pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir, kata Gedung Putih.

Ini diungkapkan, saat Iran tengah mencari jaminan yang lebih kuat dari Washington, di tengah upaya untuk menghidupkan kembali Kesepakatan Nuklir 2015 dengan kekuatan dunia.

Israel menentang pemulihan Kesepakatan Nuklir 2015, yang memberlakukan pembatasan pada program senjata nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi AS, Uni Eropa dan PBB terhadap Teheran.

Untuk menyenangkan Israel, mantan presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi keras. Ini mendorong Teheran untuk melanggar batas nuklir pakta.

Presiden Biden sebelumnya telah bersumpah untuk menghidupkan kembali perjanjian itu, sambil memastikan keamanan Israel, musuh bebuyutan regional Iran.

"Presiden menggarisbawahi komitmen AS untuk tidak pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir" dalam sebuah seruan di mana Presiden Biden dan PM Lapid juga membahas "ancaman yang ditimbulkan oleh Iran," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 1 September.

Presiden Biden juga menekankan pentingnya menyelesaikan negosiasi batas maritim antara Israel dan Lebanon, tambah pernyataan itu.

Dalam pembacaan telepon itu sendiri, kantor Lapid mengatakan mereka "berbicara panjang lebar tentang negosiasi perjanjian nuklir, dan komitmen bersama mereka untuk menghentikan kemajuan Iran menuju senjata nuklir."

Diketahui, Kesepakatan Nuklir 2015 muncul mendekati pemulihan pada Bulan Maret. Tetapi, pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington kemudian terhenti karena beberapa masalah, termasuk desakan Teheran agar Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menutup penyelidikannya, terhadap jejak uranium yang ditemukan di tiga lokasi yang tidak diumumkan sebelum pakta nuklir dihidupkan kembali.

Sebelumnya, Presiden Biden dan PM Lapid pada Juli menandatangani janji bersama untuk menolak senjata nuklir Iran, sebuah pertunjukan persatuan antara sekutu yang telah lama terpecah karena diplomasi dengan Teheran.

Tapi PM Lapid mengatakan pekan lalu, jika kesepakatan 2015 dihidupkan kembali, Israel tidak akan terikat olehnya.