Dua Kapal Perang AS Melintas di Selat Taiwan, Rusia: Provokasi dan Tidak Memfasilitasi Penguatan Keamanan
Maria Zakharova (Wikimedia Commons/ДИП МИД РФ фотограф Никита Кочук)

Bagikan:

JAKARTA - Moskow menilai melintasnya dua kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat di Selat Taiwan beberapa waktu lalu sebagai sebuah provokasi, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova Hari Rabu.

Tak hanya itu, Zakharova juga menyebut provokasi itu tidak memfasilitasi penguatan keamanan di kawasan tersebut.

"Kami menganggap perjalanan 28 Agustus dari dua kapal Angkatan Laut AS melalui perairan Selat Taiwan, justru sebagai provokasi baru," ujar Zakharova, melansir TASS 31 Agustus.

"Sebagai bagian dari rantai provokasi yang diarahkan pada penahanan komprehensif Beijing, tekanan tambahan padanya dan destabilisasi situasi di kawasan secara umum," paparnya.

"Semua ini jelas tidak memfasilitasi penguatan keamanan di kawasan Asia-Pasifik, malah membuat situasi semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi," tambah diplomat itu.

Menurut diplomat itu, "perampokan lain oleh Angkatan Laut AS dilaksanakan dalam konteks kunjungan politisi Amerika ke pulau itu, semua ini adalah satu mata rantai.

"Kami menganggap penyelesaian situasi di Selat Taiwan sebagai murni urusan dalam negeri China, dengan itu memiliki hak untuk mengambil tindakan untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya," terang Zakharova.

"Sikap Rusia tetap tidak berubah: hanya ada satu China, Pemerintah Republik Rakyat China, dengan Taiwan menjadi bagian tak terpisahkan dari China," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Angkatan Laut AS membenarkan laporan kapal penjelajah rudal USS Chancellorsville (CG-62) dan USS Antietam (CG-54) melintasi kawasan Selat Taiwan, seperti dilansir dari Reuters.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, melintasnya dua kapal perang mereka melalui perairan internasional di Selat Taiwan, "sangat konsisten" dengan "kebijakan satu China" Amerika Serikat, konsisten mencari kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

"Ini sudah direncanakan sejak lama," kata John Kirby di CNN.

Pelayaran ini juga menjadi yang pertama, setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan awal bulan ini.

"Kapal-kapal (AS) ini transit melalui koridor di selat yang berada di luar laut teritorial negara pantai mana pun," sebut Angkatan Laut AS.

Sementara, Komando Teater Timur militer China mengatakan, mereka mengikuti kapal-kapal itu dan memperingatkan mereka.

"Pasukan di teater tetap siaga tinggi dan siap untuk menggagalkan provokasi kapan pun," tegas komando tersebut dalam sebuah pernyataan.