JAKARTA - Sebuah kapal perang Amerika Serikat berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif pada Hari Kamis, bagian dari apa yang oleh militer Washington disebut sebagai aktivitas rutin, tetapi telah membuat China gusar.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS dan kadang-kadang dari negara-negara sekutu seperti Inggris dan Kanada, berlayar melalui selat itu, memicu kemarahan China yang mengklaim Taiwan, bertentangan dengan pemerintahan Taipei yang terpilih secara demokratis.
Dalam sebuah pernyataan, militer AS mengatakan kapal perusak berpeluru kendali Kelas Arleigh Burke USS Chung-Hoon (DDG-93) melakukan transit.
Dikatakan, transitnya USS Chung-Hoon (DDG-93) di Selat Taiwan, menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Menanggapi hal tersebut dalam sebuah pernyataan, Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington mengatakan, China dengan tegas menentang langkah tersebut.
Ia juga mendesak Amerika Serikat untuk "segera berhenti memprovokasi masalah, meningkatkan ketegangan, merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan."
"Kapal perang AS sering memamerkan kekuatan mereka atas nama kebebasan navigasi. Ini bukan tentang menjaga wilayah bebas dan terbuka," kata pernyataan itu, melansir Reuters 6 Januari.
"China akan terus waspada dan siap menanggapi semua ancaman dan provokasi kapan saja, dengan tegas menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayahnya," lanjut pernyataan itu.
Seorang juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan, pihaknya mengorganisir pasukan untuk memantau dan menjaga transit kapal, memastikan "semua gerakan berada di bawah kendali".
Terpisah, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal itu berlayar ke arah utara melalui selat, dengan pasukannya telah memantau jalurnya dan tidak mengamati sesuatu yang luar biasa.
BACA JUGA:
Diketahui, Selat Taiwan yang sempit sering menjadi sumber ketegangan militer, sejak pemerintah Republik Tiongkok yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949, usai kalah dalam perang saudara dengan komunis, yang mendirikan Republik Rakyat Tiongkok.
Sementara, Amerika Serikat tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, tetapi terikat oleh undang-undang untuk menyediakan pulau itu sarana untuk mempertahankan diri.
China tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Sementara, Taiwan bersumpah untuk membela diri jika diserang, mengatakan klaim kedaulatan Beijing tidak berlaku karena Republik Rakyat China tidak pernah memerintah pulau itu.