JAKARTA - Kapal perusak rudal dari kelas Arleigh Burke milik Amerika Serikat USS Curtis Wilbur (DDG-54), hadir di perairan sensitif yang memisahkan Taiwan dengan China, di tengah ketegangan kedua negara.
Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat yang menaungi USS Curtis Wilbur (DDG-54) mengatakan, mereka melakukan 'transit' rutin di Selat Taiwan pada Hari Selasa, sesuai dengan hukum internasional.
"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," sebut Armada ke-7 dalam pernyataannya melansir Reuters Rabu 19 Mei.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal itu berlayar ke arah selatan melalui Selat Taiwan. Mereka menyebut kehadiran kapal perang Amerika Serikat sebagai 'situasi seperti biasa'.
Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan. Tetapi, merupakan pendukung internasional terpenting dan penjual senjata utama.
Ada pun Angkatan Laut Amerika Serikat rutin melakukan 'mengirimkan' kapal perangnya setiap bulan atau lebih, yang membuat marah China yang selalu mencela mereka.
Ketegangan antara China dengan Taiwan beberapa bulan belakangan meningkat, seiring dengan kehadiran kapal perang dan jet tempur milik China di dekat wilayah Taiwan.
Awal bulan lalu, China mengirim Kelompok Tempur Kapal Induk Liaoning untuk menggelar latihan di dekat perairan Taiwan. Sepekan kemudian, 15 pesawat China, termasuk 12 pesawat tempur mendekati zona pertahanan udara Taiwan.
Angkatan Laut China menyebut, pengiriman Kapal Induk Liaoning, kapal induk pertama di jajaran militer China, untuk melakukan latihan melindungi kedaulatan China di perairan tersebut.
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menjaga kedaulatan nasional, keselamatan dan kepentingan pembangunan," sebut Angkatan Laut China ketika itu.
BACA JUGA:
Sebagai respon, Kapal Perusak Rudal USS John S. McCain (DDG-56) empat kali merapat di Selat Taiwan sepanjang Februari - April lalu. Kendati mendapat kecaman dari China, Amerika Serikat akan tetap menghadirkan militernya di kawasan tersebut.
"Apa yang telah kami lihat dan apa yang menjadi perhatian nyata bagi kami adalah, tindakan yang semakin agresif oleh Pemerintah Beijing yang diarahkan ke Taiwan, meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan," urai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bulan lalu.