China Makin Agresif Terhadap Taiwan, Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Keras
Selain jet tempur, China juga mengirim kelompok tempur kapal induk ke dekat perairan Taiwan. (Sumber: defensesitrep.tumblr.com)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Hari Minggu waktu setempat, menyampaikan keprihatiannya terkait tindakan agresif China terhadap Taiwan. 

Ia juga memeringatkan, siapa pun yang mencoba mengubah status quo di Pasifik Barat dengan paksa, akan menjadi suatu kesalahan yang serius. 

"Apa yang telah kami lihat, dan apa yang menjadi perhatian nyata bagi kami adalah, tindakan yang semakin agresif oleh pemerintah di Beijing yang diarahkan ke Taiwan, meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan," kata Blinken dalam wawancara dengan 'Meet the Press' NBC, seperti dilansir Reuters, Senin 12 April.

Beijing pada Kamis pekan lalu menyalahkan Amerika Serikat atas ketegangan, setelah kapal perang Amerika Serikat berlayar dekat Taiwan.

Amerika Serikat memiliki komitmen jangka panjang di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan, untuk memastikan Taiwan memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dan mempertahankan perdamaian dan keamanan di Pasifik Barat, kata Blinken.

Ditanya apakah Amerika Serikat akan menanggapi secara militer tindakan China di Taiwan, Antony Blinken menolak berkomentar tentang hipotesis.

"Yang bisa saya katakan adalah, kami memiliki komitmen serius agar Taiwan dapat mempertahankan diri. Kami memiliki komitmen serius untuk perdamaian dan keamanan di Pasifik Barat," urai Blinken.

"Kami mendukung komitmen itu. Dan dalam konteks itu, akan menjadi kesalahan serius bagi siapa pun untuk mencoba mengubah status quo itu dengan paksa," tegasnya.

Taiwan telah mengeluh selama beberapa bulan terakhir tentang misi berulang oleh angkatan udara China di dekat pulau itu, yang diklaim China sebagai miliknya.

Gedung Putih pada Hari Jumat mengatakan akan terus mencermati peningkatan aktivitas militer China di Selat Taiwan, dan menyebut tindakan Beijing berpotensi membuat tidak stabil.

Sementara, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan pedoman baru yang akan memungkinkan para pejabat Amerika Serikat untuk bertemu lebih bebas dengan pejabat dari Taiwan, sebuah langkah yang memperdalam hubungan dengan Taipei di tengah meningkatnya aktivitas militer China di sekitar pulau itu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan, pedoman baru tersebut telah mengikuti peninjauan yang diamanatkan oleh kongres dan akan memberikan kejelasan di seluruh Cabang Eksekutif tentang implementasi yang efektif dari kebijakan 'Satu China'