China Kirim Jet Tempur, Amerika Serikat Sandarkan Kapal Perusak Berpeluru Kendali di Selat Taiwan
Ilustrasi jet tempur China. (Wikimedia Commons /U.S. Department of Defense)

Bagikan:

JAKARTA - China kembali mengusik Taiwan. Setelah awal pekan ini Kelompok Tempur Kapal Induk Liaoning menggelar latihan di dekat perairan Taiwan. Rabu, giliran jet tempur dikerahkan oleh China ke zona pertahanan udara Taiwan.

Melansir Reuters, Kamis 8 April, Taiwan mengeluhkan aktivitas militer berulang kali yang dilakukan China beberapa bulan terakhir. Angkatan Udara China deisebut hampir setiap hari mendekati zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. 

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 15 pesawat China, termasuk 12 pesawat tempur, memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya, dengan pesawat anti-kapal selam terbang ke selatan melalui Selat Bashi antara Taiwan dan Filipina.

Angkatan Udara Taiwan merespon hal ini dengan mengirim pesawat untuk mencegat dan memperingatkan jet tempur Tiongkok, tambah kementerian itu. Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu Taiwan tidak tinggal diam. 

Angkatan Laut Amerika Serikat mengumumkan, kapal perusak berpeluru kendali USS John. S. McCain melakukan transit 'rutin' di Selat Taiwan pada Rabu kemarin. Ini merupakan kali keempat kapal tersebut sandar di Taiwan sejak pertama kali sandar pada 4 Februari lalu. 

Komando Teater Timur China mengatakan telah melacak kapal dan mengecam Amerika Serikat karena membahayakan perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan.

Berbicara pada hari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan Amerika Serikat prihatin tentang risiko konflik.

"Dari pemahaman saya yang terbatas tentang pembuat keputusan Amerika yang mengamati perkembangan di kawasan ini, mereka jelas melihat bahaya kemungkinan China melancarkan serangan terhadap Taiwan," katanya kepada wartawan di kementeriannya.

“Kami bersedia membela diri tanpa pertanyaan dan kami akan berperang jika kami perlu berperang. Dan jika kita perlu mempertahankan diri kita sendiri sampai hari terakhir, kita akan membela diri kita sendiri sampai hari terakhir," tegasnya.

Wu mengatakan, Taiwan bertekad untuk meningkatkan kemampuan militernya dan membelanjakan lebih banyak untuk pertahanan.

"Pertahanan Taiwan adalah tanggung jawab kami. Kami akan mencoba segala cara yang kami bisa untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami," tegasnya.

Terkait kelompok tempur kapal induk China, baik China maupun Taiwan sama-sama tidak menyatakan di mana posisi kelompok ini. Namun, Wakil Menteri Pertahanan Taiwan Chang Che-ping mengatakan kepada parlemen bahwa pergerakan kapal induk China diikuti. Sementara sumber lain menyebut kelompok kapal tersebut masih di dekat wilayah pulau-pulau Jepang.

Di Washington, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menyebut, Amerika Serikat mentatat dengan perhatian besar pola upaya intimidasi China di kawasan, termasuk terhadap Taiwan. Ia pun menegaskan komitmen Amerika Serikat ke Taiwan sangat kokoh. 

"Sebagaimana tercermin dalam Undang-Undang Hubungan Taiwan, Amerika Serikat mempertahankan kapasitas untuk menolak upaya paksa, atau bentuk paksaan lainnya, yang akan membahayakan keamanan atau sistem sosial atau ekonomi masyarakat di Taiwan," sebut Price.

Kantor Urusan Taiwan China tidak menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Wu. China mengatakan aktivitasnya di sekitar Taiwan bertujuan untuk melindungi kedaulatan China.

Rencananya, Kementerian Pertahanan Taiwan akan mengggelar latihan simulasi perang dengan bantuan perangkat elektronik untuk menghadapi serangan China. Taiwan juga berencana menggelar latihan tembakan langsung dan latihan anti-pendaratan, akan berlangsung pada bulan Juli, ketika rumah sakit juga akan berlatih menangani korban massal.

"Latihan tersebut dirancang berdasarkan ancaman musuh terberat, yang mensimulasikan semua skenario yang mungkin terjadi pada invasi musuh di Taiwan," kata Mayor Jenderal Liu Yu-Ping.