Kapal Jelajah Rudal AS Transit di Selatan Taiwan, China: Sengaja Meningkatkan Ketegangan
Kapal jelajah rudal USS Port Royal (CG-73) milik Amerika Serikat. (Wikimedia Commons/U.S. Navy photo/Journalist 2nd Class Zack Baddorf)

Bagikan:

JAKARTA - Militer China mengatakan pada Hari Rabu, mereka telah memantau dan memperingatkan sebuah kapal perang Amerika Serikat berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif, sebuah misi yang terjadi tak lama setelah China melakukan latihan di dekat pulau itu.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Port Royal (CG-73) melakukan transit 'rutin' di perairanan internasional Selat Taiwan, sesuai dengan hukum internasional pada Hari Selasa, misi kedua dalam dua minggu.

Amerika Serikat telah melakukan pelayaran seperti itu sekitar sebulan sekali, membuat marah China, yang memandang mereka sebagai tanda dukungan untuk Taiwan, pulau yang diperintah secara demokratis yang dipandang Beijing sebagai wilayah China.

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan dalam sebuah pernyataan, pasukannya telah memantau kapal menyeluruh dan "memperingatkan" itu.

"Amerika Serikat sering mementaskan drama semacam itu dan memprovokasi masalah, mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan, dan dengan sengaja meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan," bunyi pernyataan itu, melansir Reuters 11 Mei.

"Pasukan teater menjaga kewaspadaan tinggi setiap saat, dengan tegas melawan semua ancaman dan provokasi, dan dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial."

Terpisah, Angkatan Laut AS mengatakan kapal itu "transit melalui koridor di Selat yang berada di luar laut teritorial negara pantai mana pun".

"Transit Port Royal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun yang diizinkan hukum internasional," jelas pihak AS.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal perang AS berlayar ke utara melalui selat, dan situasi di jalur air itu "seperti biasa".

Selasa malam, kementerian mengatakan satu helikopter serang WZ-10 China telah melintasi garis tengah tidak resmi selat itu, yang biasanya dihindari oleh pesawat tempur dari kedua belah pihak, meskipun angkatan udara China kadang-kadang melakukannya.

Dilaporkan juga dua helikopter anti-kapal selam KA-28 China terlihat di daerah sekitar setengah jalan, antara pantai barat daya Taiwan dan Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan di bagian atas Laut China Selatan.

Diketahui, angkatan bersenjata China melakukan putaran lain latihan di dekat Taiwan pekan lalu untuk meningkatkan operasi tempur bersama, kata Tentara Pembebasan Rakyat pada Hari Senin, setelah pulau yang diklaim China itu melaporkan lonjakan aktivitas.

Sebelumnya, kapal perusak berpeluru kendali USS Sampson (DDG-102) berlayar melalui Selat Taiwan pada 27 April, yang dikutuk China, dengan mengatakan misi semacam itu "dengan sengaja" merusak perdamaian dan stabilitas.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan tetapi merupakan pendukung internasional dan pemasok senjata terpentingnya, menjadikannya sumber ketegangan yang konstan antara Beijing dan Washington.