JAKARTA - Paus Fransiskus "tidak akan berhenti", meskipun ada masalah kesehatan baru-baru ini yang memaksanya menggunakan kursi roda, kata seorang kardinal pada Hari Selasa.
Kardinal Kevin Farrell, seorang pejabat Vatikan Irlandia-Amerika, membuat komentar saat menyampaikan pesan Paus untuk Hari Kakek dan Lansia Sedunia Gereja Katolik Roma, yang dirayakan tahun ini pada 24 Juni mendatang.
Paus Fransiskus menetapkan hari itu pada tahun 2021, untuk memperhatikan kebutuhan para lansia dan menggarisbawahi potensi mereka sebagai anggota aktif masyarakat yang tidak boleh diabaikan.
"Dia menerima keterbatasannya saat ini dengan semangat dan hati yang besar. Saya pikir dia adalah contoh bagi kita semua. Kita tidak boleh menyembunyikan fakta bahwa seiring bertambahnya usia, kemampuan kita untuk berperan aktif berkurang seiring bertambahnya usia. kehidupan dunia saat ini," kata Farrell, melansir Reuters 10 Mei.
"Tapi dia juga menunjukkan kepada kita, dengan keterbatasan yang dia miliki secara fisik dan usia, dia tidak akan berhenti," sambung.
Diketahui, Paus (85), telah menderita sakit di lutut kanan di samping kasus linu panggul yang sudah lama, yang juga menyebabkan rasa sakit di kaki.
Kamis lalu, dia menggunakan kursi roda di depan umum untuk pertama kalinya dan telah menggunakannya selama audiensi pribadi dan publik.
Kardinal Farrell melanjutkan, Paus adalah contoh yang bagus untuk orang lanjut usia, karena dia telah memutuskan untuk melakukan tugas sebaik mungkin meskipun "keterbatasan berada di kursi roda hari ini karena lututnya".
Dalam pesannya, Paus mengatakan orang tua tidak dipahami dan terlalu sering generasi muda ingin membuat mereka tidak terlihat.
"Banyak orang takut akan usia tua. Mereka menganggapnya sebagai semacam penyakit yang sebaiknya dihindari kontak apa pun," kata paus, menyebut sikap itu sebagai hasil dari budaya 'membuang'.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, kondisi kesehatan Paus telah memaksa penundaan perjalanan ke Lebanon bulan depan, tetapi Dia masih akan melakukan dua perjalanan pada Bulan Juli, satu ke Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo dan yang lainnya ke Kanada.