JAKARTA - Menteri Transportasi Myanmar Lin Chia-lung dan manajer lokasi konstruksi Lee Yi-hsiang, mengambil tanggung jawab dalam peristiwa kecelakaan kereta api terburuk di Taiwan, yang menewaskan 50 orang pada Jumat 2 April lalu.
Melansir Reuters, Lin yang berbicara di lokasi kecelakaan menyebut dirinya tidak akan menghindari tanggung jawab atas peristiwa tersebut.
"Saya juga bertugas meminimalkan kerusakan yang diakibatkan oleh keseluruhan kecelakaan. Setelah seluruh pekerjaan penyelamatan selesai, saya yakinkan, saya akan bertanggung jawab," ujarnya.
Kantor Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan Lin telah membuat tawaran lisan untuk mengundurkan diri pada Hari Sabtu, tetapi Su menolaknya untuk sementara waktu. Su mengatakan, saat ini fokus diarahkan pada penyelamatan dan pemulihan keadaan.
Sementara itu, manajer konstruksi Lee Yi-hsiang juga mengatakan siap bertanggung jawab atas peristiwa ini. Diketahui, truk di lokasi konstruksi di bawah Lee diduga tidak terparkir dengan benar, sehingga meluncur ke rel kereta tepat di depan terowongan dan menyebabkan kecelakaan kereta ini.
Pejabat berwenang sedang menyelidiki Lee. Ia telah dibebaskan dengan jaminan, meskipun pengadilan tinggi cabang Hualien pada Hari Minggu membatalkan keputusan itu setelah jaksa mengajukan banding, mengirim kasus itu kembali ke pengadilan yang lebih rendah.
Lee membacakan pernyataan meminta maaf atas apa yang terjadi saat polisi membawanya pergi dari kediamannya, media Taiwan melaporkan.
"Saya sangat menyesali ini dan menyampaikan permintaan maaf saya yang terdalam. Saya pasti akan bekerja sama dengan kejaksaan dan polisi dalam penyidikan, menerima tanggung jawab yang harus dipikul, dan tidak pernah melalaikan. Akhirnya, saya sekali lagi mengungkapkan permintaan maaf saya yang tulus," tutur Lee.
Diketahui, sebanyak 50 orang tewas dalam kecelakaan kereta ekspres yang mengangkut ahmpir 500 penumpang dan awak, pada Jumat 2 April lalu akibat menabrak truk saat keluar dari terowongan di dekat kota timur Hualien, Taiwan.
Aparat dan otoritas berwenang masih terus melakukan upaya evakuasi kereta dari dalam terowongan, dan mencari korban lainnya. Pemerintah Taiwan merevisi jumlah korban tewas hingga Minggu malam, dari 51 orang menjadi 50 orang.
Kecelakaan terburuk dalam tujuh dekade ini membuat Kementerian Perhubungan dan Administrasi Perkeretaapian yang berada di bawahnya menghadapi pertanyaan dan kritik. Termasuk soal pagar pembatas di lokasi kecelakaan dan kemungkinan penjualan tiket berdiri yang terlalu banyak.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Wakil Menteri Transportasi Wang Kwo-tsai mengatakan pada Sabtu malam, administrasi kereta api perlu memperhatikan semua masalah ini.
Pemerintah telah menjanjikan kompensasi dan mengatakan akan melakukan apa saja untuk membantu para korban dan kerabat mereka. Sementara, bagian jalur yang rusak tidak akan dibuka kembali paling cepat hingga 20 April.
Kendati demikian, kecelakaan ini tidak akan memengaruhi operasional kereta yang tetap berlanjut di jalur paralel, dengan memanfaatkan terowongan lainnya.