JAKARTA - Komisi V DPR meminta Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Polri menginvestigasi kecelakaan kereta konstruksi, antara kereta pegawai dan kereta teknis pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Kampung Cempaka, Desa Campakamekar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Minggu, 18 Desember.
Komisi yang membidangi perhubungan darat, laut dan udara itu menyesalkan banyaknya kecelakaan selama pembangunan proyek KCJB ini. Mulai dari kejadian meledaknya pipa pertamina, robohnya salah satu tiang penyangga, hingga kecelakaan kereta teknis yang terjadi kemarin.
Menurut saksi mata, kecelakaan itu bermula saat kereta pegawai berwarna hijau melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Padalarang menuju Jakarta. Sementara rel yang terpasang baru sampai Kampung Cempaka, Desa Campakamekar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Diduga gagal melakukan pengereman, kereta pegawai tersebut melesat keluar lintasan sepanjang kurang lebih 200 meter dari ujung rel itu lalu menabrak Kereta teknis berwarna kuning yang tengah berada di luar rel kereta.
Pihak kepolisian menyatakan, kecelakaan ini mengakibatkan sejumlah pekerja yang tengah melakukan aktivitas di lokasi kejadian tertabrak. Saat ini, Polri masih melakukan pendataan mengenai berapa jumlah korban meninggal dan korban luka atas insiden maut ini.
"Kita minta KNKT dan pihak Kepolisian dapat bekerja sama dalam melakukan investigasi, karena kejadian ini termasuk dalam kecelakaan transportasi," ujar anggota Komisi V DPR RI, Suryadi Jaya Purnama, Senin, 19 Desember.
Dia menegaskan, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) harus bertanggungjawab atas insiden tersebut. Diketahui, PT KCIC juga masih melakukan proses investigasi.
"PT. KCIC perlu bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan ini dan ke depannya selalu mengimplementasikan aspek Safety, Security, Health and Environment (SSHE) pada setiap aktivitas kerja agar kecelakaan kerja dapat dihindari," tegasnya.
BACA JUGA:
Legislator PKS itu mengungkapkan, kereta cepat buatan Cina ini diklaim memiliki sistem keamanan yang tinggi di antaranya Disaster Monitoring Center, Disaster Monitoring Terminal, dan lainnya.
Namun kenyataannya, kata Suryadi, pada bulan Juni 2022 lalu ada kereta cepat di Cina yang mengalami kecelakaan yang menewaskan 1 orang masinis dan melukai 8 orang.
"Kami minta adanya evaluasi menyeluruh terhadap proyek KCJB ini, karena kecerobohan dalam membuat perencanaan kereta cepat telah terbukti menyebabkan pembengkakan biaya (cost overrun) naik menjadi US 1,449 miliar dollar atau Rp21,74 triliun," katanya.
Komisi V DPR, tambah Suryadi, juga mendorong PT. KCIC agar benar-benar memastikan kelayakan dan keselamatan KCJB ini dengan mempertimbangkan segala aspek.
"Jangan sampai menambah kecerobohan lainnya, terutama nanti pada saat KCJB sudah beroperasi secara komersial. Sebab dengan kecepatan hingga 350 km/jam, berpotensi menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak jika sampai terjadi kecelakaan," pungkasnya.