Bagikan:

JAKARTA - Pendapatan akumulatif industri film Korea Selatan pada tahun ini dilaporkan telah melampaui 1 triliun won untuk pertama kalinya setelah berjuang untuk bertahan dari dampak pandemi COVID-19.

Mengutip The Korea Herald yang disiarkan pada Minggu, 18 Desember waktu setempat, Dewan Film Korea mencatat rincian total pendapatan dari Januari hingga November sebesar 1,26 triliun won atau sekitar Rp15 triliun. Angka itu naik 100,5 persen atau naik 502,5 miliar won dibandingkan tahun lalu.

Peningkatan pendapatan sebagian besar didorong oleh sejumlah film yang dirilis dengan menargetkan penonton bioskop selama musim panas dan musim liburan Chuseok.

Sekuel komedi aksi The Roundup yang diluncurkan pada Mei lalu menjadi kontributor pertama dalam peningkatan pendapatan industri film Korsel dengan akumulasi sebanyak 12,6 juta tiket.

Kemudian, diikuti oleh film Confidential Assignment 2: International yang menyumbang penjualan tiket sebesar 6 juta, Hansan: Rising Dragon menyumbang penjualan 7 juta tiket, serta Top Gun: Maverick menyumbang penjualan lebih dari 8 juta tiket.

Sementara itu jika ditilik dari sisi penonton, terdapat total 98,6 juta orang yang berkunjung ke bioskop Korsel dalam 11 bulan terakhir atau naik 89,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada tahun lalu, tiket bioskop yang terjual hanya mencapai 46,6 juta atau hanya 48,3 persen jika dibandingkan dengan masa pra-pandemi pada 2019.

Dikutip dari ANTARA, khusus untuk film Korea, akumulasi pendapatannya menembus 578 miliar won (Rp6,9 triliun) pada Januari hingga November atau naik 254,7 persen dari tahun lalu.

Pada November saja, Black Panther: Wakanda Forever menjadi film populer yang meraup pendapatan kotor sebesar 21,5 miliar won (Rp258 miliar), diikuti oleh film The Night Owl dan Decibel. Di antara karya indie, film aksi Amerika Everything Everywhere All At Once berhasil mengantongi 170 juta won (Rp2 miliar) di pasar Korea Selatan.