Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pemerintah masih akan merampungkan terlebih dahulu proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Meskipun di beberapa kesempatan sebelumnya Erick dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan akan melanjutkan proyek tersebut hingga Surabaya, Jawa Timur.

"Kereta cepat ini kan memang saya sudah buat statement harus dilanjutkan sampai Surabaya, ada statement saya. Pak Presiden juga bicara yang sama, tetapi masalahnya kan yang ini (Jakarta-Bandung) saja belum selesai, masa mau lanjut," katanya dalam acara Kick Andy Show, dikutip Selasa, 16 November.

Tak hanya itu, kata Erick, nasib kelanjutan proyek kereta cepat tersebut juga sangat bergantung kepada pemerintahan setelah Presiden Jokowi apakah akan melanjutkan proyek ini atau tidak akan meneruskan pembangunannya.

Lebih lanjut, Erick mengatakan saat ini juga tidak ada garis besar haluan negara atau GBHN yang memastikan kelanjutan pembangunan proyek kereta cepat setelah berakhirnya periode pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Tentu kan kembali pemerintahan selanjutnya mau melakukan atau enggak, kan kita tidak tahu. Itu lah kenapa kita kehilangan seperti zaman dulu GBHN atau Repelita, akhirnya kita tidak membangun secara kontinyu," tuturnya.

Sekadar informasi, proyek kereta cepat belakangan menjadi sorotan setelah adanya pembengkakan biaya yang diestimasi mencapai 1,4 hingga 1,9 miliar dolar Amerika Serikat. Pembengkakan pembiayaan tersebut membuat pemerintah Wah akhirnya merevisi peraturan agar dapat menyampaikan modal melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk proyek tersebut.

Keputusan itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021. Padahal, proyek Kereta Cepat yang melibatkan dua negara yakni Indonesia dan China ini direncanakan dibangun tanpa suntikan modal negara.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga angkat bicara mengenai pembengkakan pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Menurut dia, pembengkakan biaya pada proyek tersebut merupakan hal yang wajar. Arya mengungkap pembengkakan anggaran terjadi karena ada perubahan desain.

Lebih lanjut, Arya mengatakan perubahan anggaran bukan hal baru. Menurut dia, dalam beberapa proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan tol, kenaikan anggaran juga kerap terjadi.

"Pembengkakan itu hal yang wajar. Namanya pembangunan awal dan sebagainya, itu membuat hal yang jadi agak terhambat. Jadi, di mana-mana juga kemunduran yang sebelumnya itu akan menaikkan cost (biaya)," katanya kepada wartawan, Minggu, 10 Oktober.

Di samping itu, Arya juga membantah bahwa pembengkakan anggaran tersebut sudah direncanakan. Ia menekankan bahwa pembengkakan terjadi karena menyesuaikan dengan kondisi geologis dan geografis. Salah satunya adalah harga tanah.

Menurut Arya, kenaikan harga tanah adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Apalagi, proyek ini dimulai pada 2016.

"Ada kenaikan harga. Itu wajar terjadi. Di hampir semua pembangunan yang kita lakukan, sejak dulu itu pasti ada perubahan-perubahan di sana yang membuat pembengkakan anggaran," katanya.

Menurut Arya, perubahan anggaran dalam lanjutan pengembangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung supaya proyek tersebut dapat diselesaikan. Adapun kemajuan proyek itu telah mencapai 80 persen.