Masalah di Pabrik Baltimore, Amerika Serikat Pilih Lanjutkan Produksi Vaksin Johnson & Johnson
Ilustrasi vaksin. (Sam Moqadam/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas kesehatan Amerika Serikat memutuskan menjadikan fasilitas produksi di Baltimore, Marlyland, Amerika Serikat untuk secara penuh memproduksi vaksin Johnson & Johnson. Sementara, vaksin AstraZeneca yang sebelumnya juga diproduksi di sana, dihentikan produksinya dan 'keluar' dari fasilitas produksi tersebut.

Johnson & Johnson menyatakan, pihaknya akan bertanggung jawab penuh terhadap fasilitas Emergent BioSolutions di Baltimore. Targetnya, Johnson & Johnson mampu memberikan 100 juta dosis kepada Pemerintah Amerika Serikat pada akhir Mei 2021.

Departemen Kesehatan & Layanan Kemanusiaan memfasilitasi langkah tersebut, kata pejabat kesehatan dalam email, meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut, seperti dilansir Reuters, Minggu 4 April.

Sementara, AstraZeneca, yang vaksinnya belum disetujui di Amerika Serikat, mengatakan akan bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menemukan situs alternatif untuk memproduksi vaksinnya. Belum ada komnetar dari Gedung Putih terkait hal ini.

Sementara itu, melansir The New York Times, perubahan initerjadi sebagai tanggapan atas pengungkapan baru-baru ini bahwa Emergent, mitra manufaktur untuk AstraZeneca dan Johnson & Johnson, secara tidak sengaja mencampurkan bahan-bahan dari dua vaksin berbeda, yang memaksa regulator untuk menunda otorisasi jalur produksi pabrik.

Pejabat federal khawatir, campur aduk itu akan mengikis kepercayaan publik terhadap vaksin, sama seperti Presiden Joe Biden membuat dorongan agresif untuk memiliki dosis vaksin yang cukup untuk mencakup setiap orang dewasa Amerika pada akhir Mei. 

Pada saat yang sama, terdapat keprihatinan yang mendalam tentang keamanan vaksin AstraZeneca, di tengah kekhawatiran kesehatan yang telah mendorong beberapa negara Eropa untuk membatasi penggunaannya.

Campuran bahan dan langkah hari Sabtu oleh pemerintah, merupakan kemunduran yang signifikan dan bencana hubungan masyarakat bagi Emergent, sebuah perusahaan bioteknologi Maryland yang telah membangun bisnis yang menguntungkan dengan bekerja sama dengan pemerintah federal, terutama dengan menjual vaksin antraksnya ke Persediaan Nasional Strategis.

Seorang juru bicara Emergent menolak berkomentar, kecuali untuk mengatakan bahwa perusahaan akan terus membuat dosis AstraZeneca sampai menerima modifikasi kontrak dari pemerintah federal.

Para ahli dalam pembuatan vaksin mengatakan bahwa di masa lalu, Food and Drug Administration (FDA) memiliki aturan untuk mencegah kecelakaan seperti itu dengan tidak mengizinkan fasilitas untuk membuat dua vaksin vektor virus hidup, karena berpotensi tercampur dan terkontaminasi.

Tidak seperti Johnson & Johnson, AstraZeneca belum memiliki otorisasi FDA untuk vaksinnya. Dengan tiga vaksin resmi federal (dua lainnya dibuat oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna), tidak jelas apakah vaksin AstraZeneca, yang memiliki sejarah bermasalah dengan regulator, bahkan dapat dikeluarkan pada waktunya untuk memenuhi kebutuhan AS.

Namun, salah satu pejabat federal mengatakan, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan sedang mendiskusikan kerja sama dengan AstraZeneca untuk mengadaptasi vaksinnya, guna memerangi varian virus korona baru.

Untuk diketahui, fasilitas Emergent Baltimore adalah salah satu dari dua fasilitas yang dibangun dengan dukungan pembayar pajak dan secara federal ditetapkan sebagai 'Pusat Inovasi dalam Pengembangan dan Manufaktur Lanjutan'. 

Juni tahun lalu, pemerintah membayar Emergent 628 juta dolar Amerika Serikat untuk memesan ruang di sana sebagai bagian dari Operation Warp Speed, inisiatif jalur cepat pemerintahan Donald Trump untuk mengembangkan vaksin virus corona.

Johnson & Johnson dan AstraZeneca keduanya mengontrak Emergent untuk menggunakan ruang tersebut. Vaksin kedua perusahaan ini disebut vaksin vektor virus hidup, yang berarti mereka menggunakan versi virus berbeda yang dimodifikasi dan tidak berbahaya sebagai vektor, atau pembawa, untuk menyampaikan petunjuk ke sistem kekebalan tubuh. Vaksin Johnson & Johnson adalah satu dosis, sementara  vaksin AstraZeneca terdiri dari dua dosis.