Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Hari Sabtu waktu setempat mengesahkan vaksin COVID-19 dosis tunggal Johnson & Johnson, sambil menyiapkan persetujuan penggunaan secara global.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengumumkan otorisasi penggunaan darurat vaksin ini untuk orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, setelah panel ahli independen dengan suara bulat menyetujui penggunaannya pada Jumat lalu. 

Presiden Amerika Serikat Joe Biden memuji langkah ini. Namun, Ia tetap memperingatkan orang Amerika agar tidak merayakannya terlalu cepat. 

“Keadaan masih cenderung menjadi lebih buruk lagi karena varian baru menyebar,” katanya dalam sebuah pernyataan sambil mendesak orang untuk terus mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak sosial, seperti melansir Reuters.

"Ada cahaya di ujung terowongan, tapi kami tidak bisa lengah sekarang atau berasumsi bahwa kemenangan tidak bisa dihindari," imbuhnya.

Dalam uji coba global vaksin Johnson & Johnson yang melibatkan 44.000 orang, vaksin ditemukan 66 persen efektif mencegah COVID-19 sedang hingga parah empat minggu setelah inokulasi. Dan 100 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian akibat virus.

Ada sangat sedikit efek samping serius yang dilaporkan dalam percobaan, yang juga menawarkan beberapa bukti awal bahwa vaksin mengurangi infeksi tanpa gejala.

Namun, penelitian lebih lanjut diharapkan dan FDA pada minggu lalu menolak gagasan vaksin mencegah penularan COVID-19 antar manusia. Pun demikian, belum ada data untuk menentukan berapa lama perlindungan vaksin berlangsung.

Vaksin J & J diharapkan dapat digunakan secara luas di seluruh dunia karena dapat dikirim dan disimpan pada suhu lemari es normal, membuat distribusi lebih mudah daripada vaksin Pfizer Inc BioNTech SE dan Moderna Inc, yang dikirim dalam keadaan beku.

“Ini berpotensi memainkan peran yang sangat penting jika kita memiliki dosis yang cukup karena ini hanya vaksin dosis tunggal dan itu akan membuatnya menarik bagi orang-orang yang sulit dijangkau. Satu (dosis) dan selesai,” kata pakar penyakit menular di Vanderbilt University. Pusat Kesehatan di Nashville Dr. William Schaffner.

Pemerintah Amerika Serikat yang telah membeli 100 juta dosis vaksin Johnson & Johnson, berencana mendistribusikan sekitar 3 juta hingga 4 juta dosis minggu ini. Itu akan berada di atas sekitar 16 juta dosis vaksin PfizerBioNTech dan Moderna yang sudah direncanakan untuk dikirim ke seluruh negeri.

"Kami siap untuk meluncurkannya," Penasihat Senior Gedung Putih Andy Slavitt menulis di Twitter setelah otorisasi. Johnson & Johnson berencana untuk memberikan total 20 juta dosis pada akhir Maret

Vaksin Johnson & Johnson juga sedang ditinjau oleh Uni Eropa, di mana pengiriman diharapkan dimulai pada Bulan April. Sementara di Afrika Selatan, regulator sedang menunggu keputusan FDA, karena pemerintah mereka akan mengerahkan lebih banyak vaksin Johnson & Johnson untuk melawan varian virus yang disebut B.1.351 yang mampu menghindari perlindungan vaksin.

Untuk diketahui, Johnson & Johnson mengatakan pada Hari Jumat bahwa perusahaan sedang mengembangkan vaksin generasi kedua yang akan menargetkan varian Afrika Selatan. Uji coba tahap pertama akan dimulai musim panas mendatang. Johnson & Johnson juga diketahui sedang menguji versi dua dosis dari vaksinnya, dengan hasil yang diharapkan pada musim panas ini.