Uni Eropa Bakal Izinkan Warga Amerika Serikat Liburan Musim Panas, Ini Syaratnya
Ilustrasi Uni Eropa. (Wikimedia Commons/Håkan Dahlström)

Bagikan:

JAKARTA - Uni Eropa berencana memberikan izin warga Amerika Serikat yang telah menerima vaksin COVID-19, untuk melakukan perjalanan ke Eropa pada musim panas mendatang, sebagai bagian dari pelonggaran pembatasan perjalanan. 

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan kepada The New York Times, 27 negara anggota Uni Eropa akan menerima, tanpa syarat, semua orang yang divaksinasi dengan vaksin yang disetujui oleh European Medicines Agency (EMA). Badan tersebut telah menyetujui tiga vaksin yang digunakan di Amerika Serikat.

"Orang Amerika Serikat, sejauh yang saya tahu, menggunakan vaksin yang disetujui Badan Obat-obatan Eropa. Ini akan memungkinkan pergerakan bebas dan perjalanan ke Uni Eropa," seperti dilansir Reuters, Senin 26 April.

Kendati demikian, dia belum merinci kapan perjalanan bisa dilanjutkan. Sebagian besar kawasan Uni Eropa diketahui menutup perjalanan yang tidak penting lebih dari setahun lalu, karena pandemi COVID-19.

Untuk diketahui, negara-negara Uni Eropa bulan ini setuju untuk meluncurkan izin perjalanan COVID-19, yang akan memungkinkan orang yang telah divaksinasi terhadap penyakit tersebut, pulih dari infeksi atau telah dites negatif untuk bepergian dengan lebih mudah

Terpisah, Amerika Serikat telah memberikan 228.661.408 dosis vaksin COVID-19 hingga Minggu 25 April pagi dan mendistribusikan 290.692.005 dosis, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Itu merupakan peningkatan dari 225.640.460 dosis vaksin yang menurut CDC telah diberikan pada 24 April dari 290.685.655 dosis yang diberikan.

Lebih jauh diterangkan CDC, sebanyak 139.978.480 orang telah menerima setidaknya satu dosis, sementara 94.772.329 orang telah divaksinasi penuh hingga kemarin.

Sementara, sebanyak 7.791.490 dosis vaksin telah diberikan di fasilitas perawatan jangka panjang, kata badan tersebut. Penghitungan CDC mencakup vaksin dua dosis dari Moderna dan PfizerBioNTech, serta vaksin sekali pakai Johnson & Johnson.

Regulator kesehatan utama Amerika Serikat mengatakan, negara itu dapat segera melanjutkan penggunaan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson, mengakhiri jeda 10 hari untuk menyelidiki hubungannya dengan pembekuan darah yang sangat langka tetapi berpotensi mematikan.