Pejabat Federal Selidiki Kasus Kematian Wanita di Oregon Usai Menerima Vaksin Johnson & Johnson
Vaksin Johnson & Johnson. (Sumber: northwell.edu)

Bagikan:

JAKARTA - Pejabat kesehatan Oregon mengungkapkan, pejabat federal tengah menyelidiki kematian seorang wanita berusia 50-an tahun, yang mengalami pembekuan darah langka dan trombosit rndah, dua minggu setelah menerima vaksin COVID-19 lansiran Johnson & Johnson.

Otoritas Kesehatan Oregon (OHA) mengetahui penyelidikan itu pada Hari Selasa, dua hari setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memulai penyelidikan, kata badan itu. 

Wanita yang namanya tidak diungkap tersebut diketahui, menerima vaksin Johnson & Johnson sebelum CDC memerintahkan penghentian vaksin, di tengah kekhawatiran itu dapat menyebabkan pembekuan berbahaya.

"Wanita itu mengalami pembekuan darah langka tapi serius dalam kombinasi dengan trombosit yang sangat rendah," kata OHA dalam sebuah pernyataan, melansir Korea Times, Jumat 23 April.

Penasihat kesehatan senior untuk OHA Dr. Shimi Sharief, mengatakan gejala wanita tersebut konsisten dengan kasus lain, sakit kepala parah, sakit perut, sakit kaki atau sesak napas.

"Pejabat kesehatan menolak untuk merilis rincian lebih lanjut, termasuk tanggal wanita tersebut mendapatkan vaksin atau di mana dia tinggal di Oregon, dengan alasan privasi pasien. Wanita itu dirawat di rumah sakit sebelum wafat," kata Sharief.

Kendati demikian OHA menjelaskan, sampai penyelidikan yang diprediksi akan memakan waktu paling sedikit seminggu ini selesai, kematian ini belum pasti disebabkan oleh vaksin.  

Badan federal dan negara bagian menghentikan peluncuran vaksin Johnson & Johnson pada 13 April, karena kekhawatiran tentang pembekuan darah. CDC memperingatkan, jika orang mengalami gejala dalam tiga minggu setelah menerima vaksin, mereka harus menghubungi penyedia layanan kesehatan mereka.

"Bagi kebanyakan orang yang menerima vaksin (Johson & Johnson), kami mendekati akhir waktu di mana mereka perlu memantau gejala," tukas Sharief. 

Pejabat federal diketahui telah memeriksa enam laporan tentang pembekuan yang tidak biasa, termasuk kematian, dari lebih 8 juta orang Amerika yang sejauh ini diberikan vaksinasi satu dosis.

Selain itu, CDC juga mengatakan kepada otoritas kesehatan Texas, ada seorang wanita di negara bagian itu dirawat di rumah sakit, dengan kemungkinan pembekuan darah yang terkait dengan penerima vaksin Johnson & Johnson.

Komite penasihat pemerintah untuk vaksin diharapkan bertemu Hari Jumat ini, untuk membuat rekomendasi segera setelahnya, terkait kelanjutan penggunaan vaksin COVID-19 lansiran Johnson & Johnson.