Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat pada Hari Senin 22 Februari waktu setempat, mencatat angka kematian akibat COVID-19 mencapai lebih dari 500 ribu jiwa, dalam waktu setahun pandemi sejak mengumumkan korban jiwa pertama di Santa Clara County, California.

Total Amerika Serikat mencatat lebih dari 28 juta kasus COVID-19 dan ada 500264 kematian pada Senin sore waktu setempat. Untuk menghormati orang yang meninggal, Presiden Amerika Serikat 9AS) Joe Biden memerintahkan pengibaran Bendera AS setengah tiang di gedung-gedung publik dan halaman hingga matahari terbenam pada hari Jumat.

“Pada kesempatan khusyuk ini, kami merenungkan kehilangan mereka dan orang yang mereka cintai yang ditinggalkan. Kita sebagai bangsa harus mengingat mereka, agar kita dapat mulai menyembuhkan, bersatu, dan menemukan tujuan sebagai satu Bangsa untuk mengalahkan pandemi ini," kata Joe Biden dalam pengumumannya melansir Reuters.

Lonceng berdentang 500 kali di Katedral Nasional di Washington untuk menghormati nyawa yang hilang, untuk melambangkan 500.000 kematian.

"Saat kami mengakui skala kematian massal ini di Amerika Serikat, ingatlah setiap orang dan kehidupan yang mereka jalani," kata Biden dalam pidato di Gedung Putih setelah bel berbunyi.

“Anak laki-laki yang menelepon ibunya setiap malam hanya untuk memastikan kondisinya. Ayah, anak perempuan yang menerangi dunianya. Sahabat terbaik yang selalu ada, Perawat yang membuat pasiennya ingin hidup,” lanjut Biden.

Beberapa saat kemudian, Presiden Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris beserta pasangannya muncul mengenakan pakaian hitam dan topeng hitam. Mereka berdiri diam saat himne 'Amazing Grace' dialunkan.

Untuk diketahui, sekitar 19 persen dari total kematian akibat virus corona global telah terjadi di Amerika Serikat. Angka yang terbilang besar, mengingat negara itu hanya menyumbang 4 persen dari populasi dunia.

“Angka-angka ini menakjubkan. Jika Anda melihat ke belakang secara historis, keadaan kami lebih buruk daripada hampir semua negara lain dan kami adalah negara yang sangat maju dan kaya,” kata Dr. Anthony Fauci, penasihat penyakit menular terkemuka untuk Presiden Joe Biden mengatakan kepada program 'Selamat Pagi Amerika' ABC seperti dilansir Reuters.