2.316 Warga Turki Tewas Akibat Gempa Bumi, Presiden Erdogan Umumkan Tujuh Hari Berkabung Nasional
Dampak gempa di Turki. (Wikimedia Commons/Mahmut Bozarslan/VOA)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan tujuh hari berkabung nasional, usai gempa dahsyat mengguncang negara itu, disusul dengan 145 gempa susulan yang menghancurkan provinsi tenggara negara itu.

Dalam unggahannya di Twitter, Presiden Erdogan menyebut masa berkabung berlangsung hingga Hari Minggu petang, dengan pengibaran bendera setengah tiang di dalam negeri dan di misi diplomatik di seluruh dunia.

"Sehubungan dengan gempa bumi yang terjadi di negara kita pada tanggal 6 Februari 2023, masa berkabung nasional diumumkan selama tujuh hari," tulis Presiden Erdogan di Twitter, seperti dikutip 7 Februari.

"Bendera kita akan dikibarkan setengah tiang hingga matahari terbenam pada Hari Minggu, 12 Februari 2023, di seluruh perwakilan negara kita dan asing," lanjutnya.

Sedikitnya 2.316 orang tewas sementara 13.293 lainnya luka-luka menyusul gempa berkekuatan 7,8 SR dan 7,6 SR yang berpusat di Provinsi Kahramanmaraş, menghancurkan 10 provinsi di tenggara negara itu, mengutip Daily Sabah 7 Februari.

Guncangan gempa bumi yang melanda Turki dan tetangganya Suriah pada Senin dirasakan hingga Greenland, kata Survei Geologi Denmark dan Greenland.

Gempa Hari Senin adalah yang paling mematikan di Turki sejak gempa berkekuatan 7,4 pada tahun 1999 ketika lebih dari 17.000 orang tewas, termasuk sekitar 1.000 di Istanbul.

Sedangkan Presiden Erdogan menyebut gempa itu sebagai bencana bersejarah dan gempa terburuk yang melanda negara itu sejak 1939, tetapi mengatakan pihak berwenang melakukan semua yang mereka bisa.

"Semua orang mengerahkan hati dan jiwa mereka ke dalam upaya meskipun musim dingin, cuaca dingin dan gempa yang terjadi pada malam hari membuat segalanya menjadi lebih sulit," kata Presiden Erdogan seperti melansir Reuters.