JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengindikasikan pada Hari Rabu, Turki akan tetap menggelar Pemilu pada 14 Mei seperti rencana sebelumnya, meski negara itu baru diguncang gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 45.000 orang di Turki.
"Bangsa ini akan melakukan apa yang diperlukan pada 14 Mei, InshaAllah," kata Presiden Erdogan dalam pidatonya di hadapan anggota parlemen dari Partai AK yang berkuasa, melansir Reuters 1 Maret.
Ada sinyal yang saling bertentangan atas kemungkinan waktu pemilihan presiden dan parlemen sejak gempa bumi bulan lalu, dengan beberapa menyarankan itu dapat ditunda sampai akhir tahun atau dapat diadakan pada 18 Juni.
Diketahui, Presiden Erdogan telah menghadapi gelombang kritik terkait tanggapan pemeritah atas gempa bumi yang terjadi. Tetapi, dia membela dengan mengatakan Turki telah terperangkap dalam "badai gempa bumi".
"Kami akan membangun bangunan yang lebih baik di tempat mereka yang runtuh. Kami akan memenangkan hati dan kami akan membuka gulungan masa depan baru di depan orang-orang kami," ujar Presiden Erdogan dalam pidatonya.
Sementara itu, keraguan telah diungkapkan atas kemampuan otoritas pemilihan untuk membuat pengaturan logistik bagi mereka yang terkena dampak di zona gempa, rumah bagi sekitar 14 juta orang, untuk memilih. Pejabat pemilu mengunjungi wilayah ini minggu ini untuk menyiapkan laporan tentang kesiapsiagaannya.
BACA JUGA:
Terpisah, Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) pada Hari Rabu mengatakan, korban tewas di Turki telah bertambah menjadi 45.089 jiwa, sehingga total korban tewas termasuk di Suriah menjadi sekitar 51.000. Gempa itu juga melukai 108.000 orang di Turki.
Presiden Erdogan telah berjanji untuk membangun kembali rumah dalam waktu satu tahun. Dia mengatakan pada Hari Rabu, lebih dari 200.000 bangunan telah hancur atau rusak parah akibat gempa.